Pada 21 Juli 2021 sebuah titik kemiringan di bendungan ini menyebabkan bagian itu ambruk sehingga menyemburkan air ke sungai di bawahnya dalam volume debit air tidak terhitung jumlahnya melintasi desa-desa hingga kota antara provinsi Hubei dan Henan.
Di sisi lain, perubahan cuaca dan iklim, curah hujan sangat ekstrim sedang terjadi terutama di kota Zhengzhou, (ibukota provinsi Henan) ikut memperparah kekuatiran warga diantara ke dua provinsi di atas.
Topan In-fa yang menggelayut kelabu di atas langit dua provinsi tersebut tidak saja mendorong air hujan tapi juga mendorong angin berkecpatan tinggi disertai petir menggetarkan. Suasananya mencekam, benar-benar terasa seperti sejumlah warga terperangkap dalam kereta api di stasiun bawah tanah, Zhengshou.
Menurut banyak sumber mengatakan curah hujan tahun lalu (2020) telah turun hanya dalam 3 jam di sekitar provinsi Henan terutama ibukota Zhengzhou dan sekitarnya.
Jelas sekali ancaman dari langit (hujan) dan luapan air dari sungai Yangtze telah membuat warga China di kota-kota atau desa sekitar bendungan menjadi korban bencana alam terburuk, katanya dalam 1000 (seribu) tahun terakhir.
Terlepas bagaimana membuktikan klaim 10 abad atau 1000 tahun faktanya memang banjir di China terutama melanda provinsi Hubei san provinsi Henan tempat berlokasinya bendungan Tiga Ngarai atau Three Gorges Dam hingga mencapai sungai Huangpu membanjiri kota Shanghai terjadi sangat dahsyat.
Semoga warga China yang terdampak banjir kini sudah menata kembali kehidupannya. Tentu saja peristiwa ini dapat menjadi"pelajaran" bagi kita semua.
abanggeutanyo