Total 13 tahun planet bumi terasa dibikin redup oleh virus sangat unik tersebut.
Tidak perlu sekolah tinggi-tinggi menduga apa kira-kira yang akan terjadi pada masa depan sebuah negara dan penduduknya dalam kondisi bertahun-tahun sebagai berikut :
- Berhutang pada negara lain guna membayar gaji pegawai dan penyediaan kebutuhan pokok
- Memberlakukan Lockdown, PSBB, PPKM dan sejenis dengan itu
- Siwa dan Mahasiswa tidak pernah belajar tatap muka lagi
- Para orang tua dihinggapi stres dan putus asa
- Para lulusan universitas susah mendapatkan lapangan pekerjaan
- Orang sakit semakin banyak memanfaatkan BPJS
- Perusahaan-perusahaan belum mampu menyerap tenaga kerja
Mungkin terlalu tinggi berasumsi 11 tahun, baik gunakan saja angka asumsi terendah, 3 tahun lagi!
Selama 3 tahun ke depan akan semakin sering terdengar "jeritan" ibu-ibu yang bosan, tidak sanggup lagi membimbing anaknya belajar online.
Di sisi lain, mahasiswa, pekerja harian, buruh, pedagang, pengusaha, perusahaan swasta hingga BUMN akan kolaps, bangkrut dan menyisakan orang-orang putus harapan, terenggutnya kebahagiaan dan akan banyak yang sakit jiwa.
Jadi perlukah kita "bedamai" saja dengan virus corona?
Gagasan "berdamai dengan Covid-19 atau Corona" pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 7 Mei 2020. Hanya saja istilah berdamai disebutkan Jokowi bersifat temporer yakni sampai ditemukan vaksin yang efektif.
Pada saat itu Jokowi mengatakan "Sampai ditemukan vaksin yang efektif kita harus hidup berdamai dengan covid-19 untuk beberapa waktu ke depan."
Vaksin yang efektif itu seperti apa? Berdasarkan kajian ilmiah efektifitas Sinovac masing-masing berbeda dengan Pfizer, Moderna, Sputnik V, Jhonson and Jhonson, AZ dan lain-lain, padahal belanja vaksin terbanyak Indonesia untuk pembelian Sinovac.
Istilah berdamai dengan Covid-19 pun pernah penulis ulas di sini pada edisi 17 Mei 2020 dengan judul "Mengapa Kita Perlu Berdamai dengan Corona?"
Kini pemerintah Singapura berencana berdamai dengan virus Corona atau Covid-19 dalam blue print (panduan) New Normal yang sangat logis dan cerdas, diantaranya fokus angka infeksi hanya kepada penderita gejala berat sehingga rumah sakit dapat melayani dengan maksimal.