Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jenderal Min Aung Hlaing dkk Khawatir Hadapi Mimpi Buruk Ini

6 Maret 2021   03:50 Diperbarui: 6 Maret 2021   13:06 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar kiri : Pendukung Min Aung Hlaing. Sumber Reuters. Gambar kanan Pendukug Aung San Suu Kyi. Sumber :Voanews.com. Digabung oleh Penulis

Sejak meletus demonstrasi anti junta militer Myannmar pada 2 Pebruari 2021 hingga saat ini 6 Maret 2021 setidaknya 38 orang warga sipil telah tewas akibat penanganan represif polisi dan militer Myanmar.

Kudeta militer yang dilakukan oleh jenderal senior Min Aung Hlaing bersama dengan Soe Win Paglima Tatmadaw (Tentara nasional Myanmar), Mya Tun Oo (Panglima Angkatan Darat), So Htut (Kepala Polisi Myanmar) dan Myint Swe (Politikus senior pro militer) pada 1 Pebruari 2021 -seperti telah diramalkan banyak pihak akan sangat berdarah- faktanya kini benar memang sedang berdarah-darah.

Beringasnya polisi dan tentara Myanmar tidak main-main, persis seperti ancaman mereka akan agresif menyerang siapapun yang coba-coba menentang pemerintahan militer dibawah sang pemimpin berdarah dingin Min Aung Hlaing.

Dua hari pasca kudeta oleh militer terhadap pemerintahan sipil hasil pemilu 2020 yang dimenangkan partai NLD, sejumlah pekerja kesehatan di Yangon, Myamnar membentuk organisasi yang disebut "Civil Disobedience Movement" (CDM). 

Sejumlah dokter, perawat, dan pekerja di sebuah rumah sakit Yangon mengenakan pita merah memperkenalkan salam 3 jari simbol tiga tuntutan secara damai dari para pekerja rumah sakit tersebut, yaitu :

  • Pengunduran diri Ketua  Adminstrasi Negara yang dijabat Jenderal Min Aung Hlaing
  • Pembebasan pemimpin defakto Aung Shan Suu Kyi, Win Myint (Presiden terpilih) dan pimpinan  teras NLD lainnya
  • Pengakuan hasil pemilu 2020

Aksi CDM dalam demonstrasi dilakuan secara konservatif, anti kekerasan tapi menimbulkan pengaruh dan perhatian besar. Membunyikan klakson, menyalakan lilin, memukul ember dan panci, mogok kerja sipil hingga mengenakan pita merah atau bendera merah adalah beberapa hal yang dapat menarik perhatian besar dengan cara anti kekerasan.

Kini CDM kian membesar dan sangat menggetarkan. Hampir tidak ada warga Myanmar yang tidak mengenal DCM yang juga mendapat support dari berbagai LSM di dalam dan luar negeri bahkan PBB.

Seorang menteri kabinet dilaporkan telah bergabung dengan CDM yaitu menteri Pertanian dan Irigasi. Sejumlah orang terkenal lainnya adalah artis populer Phwe Phwe, aktor Zen Kyi, Paing Takhon, sutradara N Gyi dan atlet nasional bulu tangkis Thet Htar Thuzar dan lain-lain. 

Tetapi jangan harap Jenderal Min Aung Hlaing gentar dengan semua itu. Jenderal senior yang sedang mabuk kekuasaan itu tidak khawatir setidaknya hingga saat ini menghadapi solidnya gerakan rakyat sipil dalam organisasi CDM.

Hlaing Cs tidak takut dikucilkan negara manapun termasuk barat yang mengcancam mengisolasi pemerintahan mereka. Penguasa militer  juga tidak khawatir asetnya dibekukan termasuk rencana menarik dana sebesar US$1 miliar

Panglima Tentara Nasional Myanmar, Soe Win menanggapi dengan sangat dingin ancaman sanksi PBB yang disampaikan Christine Shcraner Burgener (utusan PBB untuk Myanmar). Soe Win berkata "Kami terbiasa dengan sanksi dan kami bisa selamat."

Meski demikian ada satu hal sangat ditakuti Hlaing Cs yaitu perpecahan dan runtuhnya soliditas di kalangan polisi dan militer tulang punggung junta militer selama ini.

Beberapa hari lalu 5 polisi Myanmar telah menyeberang perbatasan India meminta suaka politik di negara jiran tersebut. Kini jumlah polisi yang menyeberang ke India telah mencapai 19 orang setelah 14 Polisi dan tentara lain menyeberang dari sebuah desa di negara bagian Chin State ke desa Mizoram, India. 

Hengkangnya beberapa polisi itu mungkin tidak terlalu signifikan dampaknya terhadap kekuatan junta militer Hlaing dkk. Tapi  mimpi buruk paling dikhawatirkan Hlaing dkk adalah runtuhnya soliditas dan setia terhadap pemerintahan mereka pimpin dari kalangan polisi dan tentara.

Kekhawatiran itu bukan tidak ada dasarnya setelah timbul fakta semakin banyak polisi yang mendukung demonstran. Hari Kamis lalu saja jumlah polisi bergabung ke CDM telah mencapai 500 orang. Pada hari Jumat kemarin telah bergabung 100 polisi lagi sehingga polisi Myanmar bergabung dengan CDM telah mencapai 600 orang, tulis sumber Irrawaddy.com.

Tin Min Tun seorang Mayor Polisi yang bergabung dengan CDM menuliskan dalam Facebooknya "Saya tidak ingin lagi mengabdi pada rezim militer, saya telah bergabung dalam CDM," tulisnya seraya menyampaikan rasa hormat pada pengunjuk rasa melawan rezim.

Banyak pengamat menilai aksi tersebut bakal menarik simpati dan keberanian polisi atau tentara lainnya bergabung ke CDM. Jika dukungan publik terhadap CDM terus terjadi rezim militer tidak akan sanggup mengatasinya walaupun di sisi lain terdapat juga warga yang mendukung pemerintahan militer tapi jumlahnya tidak signifikan.

Jika polisi dan tentara pembelot semakin bertambah banyak lalu membentuk angkatan bersenjata anti pemerintah seperti terjadi di Suriah (tentara dan polisi memilih jadi tentara oposisi melawan pemerintah Suriah pada 2011 lalu) pemerintah rezim militer bisa menghadapi tantangan sangat besar.

Meskipun kasus dan latar belakangnya hampir TIDAK sama antara pemberontakan sipil Suriah dengan anti kudeta terhadap rezim militer Myanmar tapi terpecahnya kekuatan angkatan bersenjata (Pro dan Kontra) bisa saja terjadi di Myanmar. 

Perpecahan itu akan menimbulkan perang saudara yang bermuara pada terjadinya bencana kemanusiaan sangat dahsyat seperti di Suriah, tak kunjung usai hingga saat ini. 

Muara yang terakhir inilah puncak dari segala kekhawatiran tentang Myanmar yang dikhawatirkan banyak orang selama ini  (termasuk Menlu Indonesia) sehingga perlu dicegah dari sekarang sebelum bencana itu jadi kenyataan.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun