Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Temukan Bom Rakitan di Pagar Perbatasan, Israel Hajar Iran di Suriah

19 November 2020   14:50 Diperbarui: 19 November 2020   15:16 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Israeli troops in the Golan Heights on the border with Syria, January 3, 2020. (Jalaa Marey/ AFP)

Selain itu, Hizbollah berani melakukan serangan balasan. Sebuah rencana pembalasan dilakukan 5 penyusup ke sebuah desa di dekat perbatasan Golan dan Suriah yang menyebabkan beberapa bangunan dan kendaraan sipil rusak akibat pecahan mortar.

Tapi apa daya, ke lima penyusup itu tewas ketika itu dan kini "meninggalkan" beberapa bahan peledak yang dituduh Israel dan menjadi alasan serangan terkini pada malam 18 Nopember 2020.

Serangan terkini terhadap posisi Iran seperti biasa telah menimbulkan kecaman dan ancaman dari Iran dan afiliasinya. Dari Lebanon, Hezbollah bereaksi serius sekali mempersiapkan balasan setimpal.

Dari dalam wilayah isolasi Israel, Hamas menyerukan perlawanan. Hazem Qassem, jurubicara perlawanan Islam Paletsina menyerukan mobilisasi untuk melawan rezim zionisme Israel atas serangan bar-bar ke Suriah tersebut.

Meskipun tidak ada kaitannya secara langsung tetapi serangan itu terjadi setelah Iran mengumumkan peningkatan produksi uraniumnya 10 kali lipat per hari (dari 450 gram menjadi 10 Kg sehari) sejak 4 Nopember 2020 lalu.

Iran meningkatkan 10 kali lipat pengayaan nuklirnya karena menarik diri dari kesepakatan pengayaan nuklir dengan barat yang dibatalkan secara sepihak oleh Donald Trump, presiden AS tahun pada 2019 lalu.

Pengumuman peningkatan produksi uranium itu juga bertepatan dengan peristiwa pengambil alihan Kedutaan Besar AS di Teheran pada 4 Juli 1979 selama 444 hari atau hingga 20 Januari 1981.

Apakah peristiwa seonggok bahan peledak rakitan yang tersisa dalam usaha serangan gagal pada 22 Juli 2020 lalu membuat Israel kini beringas kembali ataukah karena Iran meningkatkan produksi Uraniumnya berlipat ganda hingga memporak porandakan keseimbangan produksi uranium dunia?

Tak tahulah apa sebab sebenarnya. Yang jelas, peristiwa serangan Israel kali ini benar-benar menampar kembali wajah Iran yang sedang kebingungan mencari cara pembalasan yang tepat agar tidak dituding barat sebagai pencetus perang dengan Israel.

Bisa jadi kedepannya Iran bakal jadi bulan-bulanan serangan dengan alasan lebih klise, misalnya masih ada sisa sebuah mortir belum meledak sisa perang Hezbollah- Israel di Lebanon pada 12 Juli - 14 Agustus 2006. 

Ketika itu Israel kehilangan 121 tentaranya terbunuh dan 628 orang terluka dalam sebulan melawan Iran (Hezbollah Lebanon pimpinan Nasrallah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun