Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Prancis Bukan Cuma "Selebar" Charlie Hebdo

30 Oktober 2020   07:03 Diperbarui: 30 Oktober 2020   12:56 2577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: eeradicalization.com. Diedit oleh penulis

Penerbitan kartun itu satu sisi untuk mengenang 12 orang korban tewas pada masa itu tetapi satu sisi lain CH kembali berekspresi demi kepuasan kebebasannya.

Akibatnya sejumlah negara muslim kembali tersulut kemarahannya. Produk makanan dan minuman serta jasa Prancis ditolak di Timur Tengah dan Turki, pelopor gerakan negara Islam saat ini paling vokal hingga menimbulkan ketegangan kedua negara.

Menyikapi sikap keras Turki tabloid CH edisi terkini nomor 1475 edisi 28 Oktober 2020 malah menyulut masalah lebih besar membuat karikatur menjijikkan tentang Erdogan cabul. 

screenshot dari Charlie Hebdo edisi 1475
screenshot dari Charlie Hebdo edisi 1475
Pemerintahan Macron tampaknya lebih memilih membela CH dengan alasan Undang-Undang disebutkan di atas. Sebaiknya kebebasan berekspresi itu harus diawasi oleh lembaga khusus yang mengarahkan setiap media secara jujur agar menghargai nilai keprcayaan penganut agama apapun dalam berekspresi. seperti pernah disampaikan Paus Franciskus pada 2016 lalu.

"Di balik kedok bendera sekularisme tanpa kompromi, majalah Prancis sekali lagi lupa bahwa para pemimpin agama dari keyakinan yang berbeda, menolak kekerasan atas nama agama," seperti dikutip dari CNN, Kamis (7/1/2016) setahun setelah serangan 2015.

Tidak ada satu negara muslim manapun yang mengoyak-ngoyak kitab suci dan melecehkan tokoh agama lain manapun termasuk tidak membuat kartun melecehkannya walaupun memiliki skill atau mampu membuat seperti kartun ala CH.

Banyak idea lain bisa jadi topik kartun di CH mengapa musti menyasar tokoh agama atau nabi? Apakah CH telah kehilangan idea untuk menaikkan oplahnya dan mempolitisir perbedaan aturan Prancis dengan aturan Islam sebagai cara untuk pembenaran.

Jika Charlie Hebdo telah kehabisan idea itu adalah tugas Prancis mengarahkannya, tetapi jika Prancis kehabisan idea tentu BUKAN tugas Charlie Hebdo memberi arahnya.

Bagaimana kebebasan tetap berjalan tetapi juga bisa terarah. Ini jadi PR untuk Macron mewujudkannya agar nilai Prancis bukan cuma selebar Charlie Hebdo.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun