Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mossad Selundupkan Sampel Vaksin China ke Israel, Mengapa?

27 Oktober 2020   13:23 Diperbarui: 27 Oktober 2020   13:50 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: Reuters. Diedit dan tambahkan oleh Penulis

Dalam sebuah diskusi persiapan Israel mengatasi pandemi virus corona yang dilaksanakan di kantor Perdana Menteri Israel di Jerussalem pada 2 Februari 2020 lalu, Benjamin Netanyahu menyampaikan sikap antusias pemerintah Israel dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Jika kami bekerja cepat, anggaran yang cukup dan orang-orang berbakat yang kami miliki Israel bisa jadi yang terdepan di dunia," ujar bibi mengarah pada vaksin anti- virus corona buatan Isarel. Sumber Haretz 2 Februari 2020.

Delapan bulan berlalu sudah. Kementerian kesehatan dan Institut Biologi bersama para ahli kimia, biologi, mikro biologi, insinyur epidemiologi serta ahli linkungan garda terdepan telah bekerja keras tetapi BELUM ada tanda-tanda menghasilkan vaksin yang dibanggakan, setidaknya BELUM pernah dipublikasikan.

Faktanya memang demikian, Israel belum menghasilkan vaksin anti-virus corona. Lembaga Riset Biologi atau The Israel Institute for Biological Research (IIBR) yang mendapat tanggung jawab tugas tersebut baru pada tahap persiapan demi persiapan.

Menteri Pertahanan Israel turn ke lapangan. Beny Gantz berkunjung ke laboratorium IIBR pada 25 Oktober 2020 melihat laboratorium tersebut baru pada tahap uji klinis.

Direktur IIBR, Profesor Shumuel Shapira membenarkan kondisi tersebut. "Kami sekarang memulai fase penting dalam pengembangan vaksin (yaitu) fase uji klinis," ujarnya sebagaimana dikutip dari Yeshifa World edisi 26 Oktober 2020.

Rencana uji coba tahap pertama akan dilaksanakan pada 1 Nopember 2020 terhadap 80 relawan berusia 18 - 55 tahun. Jika tidak ada kendala akan masuk pada uji coba tahap ke dua terhadap 960 relawan berusia 18 tahun.

Uji coba ke tiga akan dilakukan terhadap 30 ribu relawan. Diperkirakan pada April atau Mei 2021 nanti pemerintah Israel barulah dapat mengaprov vaksin buatan Israel yang dijuluki "BriLife" sebelum didistribusikan untuk 15 juta warga Israel dan kawasan tetangganya.

Tapi itu adalah rencana secara teoritis negara zionis tersebut. Dalam upaya percepatan menghasilkan vaksin (yang dinilai sangat lambat) tampaknya pihak militer Israel mulai ikut "turun tangan." Salah satu faktanya adalah kunjungan Menteri Pertahanan ke IIBR disebutkan di atas.

Belum selesai sampai di situ, beberapa jam lalu dan kini marak berita dunia menginformasikan bahwa intelijen Israel "Mossad" telah berhasil menyelundupkan vaksin buatan China ke Israel untuk analisa muatan apa yang terkandung di dalamnya.

Tidak jelas vaksin buatan perusahaan apa yang berhasil diselundupkan ke Israel tetapi China mengklaim ada 8 kandidat anti virus corona yang mereka teliti diantaranya vaksin Ad5 -nCov  dikembangkan oleh CanSino Biologic Ltd bekerjasama dengan bagian riset penyakit menular milik militer China.

Selain CanSino ada juga dua merek yang dikembangkan Sinopharm (GNPGC) BUMN milik pemerintahan komunis China. Salah satu kandidat buatan Shinopharm itu "gagal" dalam uji coba tahap 2 yakni menimbulkan efek demam pada sejumlah relawan.

Pemerintah Brazil dan Bangladesh telah membatalkan rencana pembelian vaksin buatan China. Beberapa hari lalu pemerintah Brazil secara resmi membatalkan pembelian 46 juta dosisi dengan Sinovac karena alasan politik meskipun pemerintah mengatakan tidak akan membiarkan rakyat Brazil jadi kelinci percobaan vaksin China  setelah ditemukan kasus kematian beberapa relawan.

Sementara itu sebelumnya Bangladesh telah duluan membatalkan kerjasama dengan Sinovac beralasan vaksin buatan China tidak bekerjasama dengan WHO.

Tapi berbanding terbalik dengan dua negara di atas, Israel justru "mencuri" vaksin buatan China ke Jerussalem katanya untuk penyelidikan konten apa yang terkandung di dalamnya.

Jika hasil penyelidikan ahli Israel menemukan konten negatif di dalam vaksin tersebut bisa jadi "mimpi buruk" menghujam pada aneka vaksin buatan China. Sebaliknya jika Israel menemukan kandungan "rahasia" dan bernilai tinggi di dalamnya bisa jadi itu adalah cara Israel mempercepat proses penelitian hingga menghasilkan vaksin "made in Isarel tapi "from China" diberi nama "BriLife."

Belum ada reaksi pemerintah China atas aksi intelijen Israel tersebut. Dalam waktu dekat pasti segera memunculkan persoalan baru China - Israel akibat penyelundupan agen Israel pada material sangat berharga tersebut setidaknya menyelidiki bagaimana agen Mossad bisa sampai ke sana membawa pulang sampel anti virus buatan China.

Apa yang dilakukan oleh Brazil, Bangladesh dan sejumlah negara yang telah menolak vaksin buatan China dengan alasan tersendiri bukan jadi tolok ukur untuk ditiru oleh negara lain termasuk Indonesia. Akan tetapi kehati-hatian murni dalam melakukan ujicoba perlu dan patut ditiru agar bangsa sendiri TIDAK jadi korban uji coba yang dilakukan segelintir orang demi mencapai tujuan terutama adalah keuntungan.

Tidak salah intelijen Indonesia juga mengambil tindakan krusial memeriksa kemurnian konten dalam vaksin yang sedang dalam pengembangan saat ini meskipun tidak perlu penyelundupan ala Mossad karena sampel anti virusnya sudah berada di Indonesia sejak beberapa bulan lalu.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun