Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa Akan Terjadi Jika Hizbollah Ditarik dari Suriah?

17 September 2020   14:42 Diperbarui: 18 September 2020   20:09 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: alaraby.co.uk

Berkurangkah kekuatan pasukan Suriah (SAA) jika salah satu tulang punggung pertahanannya (Hizbollah) menarik diri dari kancah perang Suriah sejak kehadirannya secara resmi pada 2012 lalu?

Pertanyaan itu adalah salah satu kekuatiran yang sering timbul di pihak proksi Rusia dan pendukungnya di seluruh dunia.

Kabar bakal ada penarikan petempur Hizbollah Lebanon (dukungan Iran) mencuat setelah ketua gerakan pembebasan patriotik (SPD) yang berafiliasi dengan Hizbollah di Lebanon menyampaikan kemungkinan kembalinya Hizbollah dari Suriah.

Gebran Bassil yang pernah menjabat sebagai Menlu Lebanon (2014-2020) mengatakan kepada Arabi21 " ..pasti (hizbollah) akan kembali dari Suriah dan kami harus bisa menerimanya.." ujar Bassil sebagaimana dikutip dari TheNewArab beberapa hari yang lalu.

Apa yang diperkirakan Bassil sebagaimana disebutkan di atas adalah keputusan yang tepat meskipun belum tentu penarikan itu dapat menjamin menghentikan serangan Israel terhadap Suriah.

Sebagaimana diketahui serangan udara Israel terhadap milisi dan pasukan Iran telah terjadi sejak 2013 - 2020. Dengan alasan mengancam dan menganggu keamanan nasional Israel kehadiran Iran menjadi alasan sangat kuat oleh Israel (dan didukung barat) melakukan serangan demi serangan (hingga lebih 200-an kali) ke berbagai posisi Iran di Suriah.

Jika penarikan kekuatan Hizbollah benar terjadi, beberapa skenario bakal terjadi antara Israel dan Iran di Suriah adalah sebagai berikut :

  1. Penarikan tersebut dijadikan momen kuat oleh Iran guna menunjukkan sikap Israel sesungguhnya pada dunia
  2. Penarikan tersebut dijadikan tolok ukur oleh barat untuk melihat adakah penurunan kekuatan SAA khususnya tentara pro pemerintahan Bashar al-Assad
  3. Israel akan merekayasa dalih baru untuk tetap menyerang Suriah dengan potensi alasan sebagai berikut :
    • Masih adanya pengaruh Iran di Suriah
    • Masih ada sisa pasukan dan milisi Iran di Suriah
    • Masih ada pasukan dan milisi Iran bersembunyi dalam berbagai matra angkatan bersenjata dan satuan tempur Suriah
  4. Iran akan kembali masuk Suriah lebih masif jika :
    • Israel menggunakan dalih-dalih rekayasa seperti disebutkan di atas
    • Posisi pemerintahan Suriah terancam jatuh

Menurut catatan sejak 2013 hingga 2020 total serangan Israel terhadap Suriah dan Iran di Suriah telah terjadi lebih dua ratus kali. 

Serangan terakhir terjadi pada 2 September 2020 lalu pada 2 lokasi terpisah menewaskan 11 orang termasuk 6 pasukan Iran. Lokasi pertama terjadi dekat bandara Damaskus yang diduga tempat penyimpanan atau logistik misil anti aircraft dan lokasi ke dua adalah menara kontrol dan landasan pacu serta gudang di pangkalan militer T-4 atau Tyas Airbase di Palmyra.

Total korban jiwa Iran seluruhnya di dalam konflik Suriah sejak 2013 hingga saat ini melebihi 5.700-an orang dari IRGC, Liwa Fatemiyou, Hizbollah dan PMA Irak. Belasan petinggi militer Birgjen dan Mayjen juga meninggal dunia sejak Iran hadir di sana secara resmi pada 9 Juni 2013. 

Meski korban jiwa jatuh di pihak Iran sangat banyak tetapi total kematian akibat serangan Israel terhadap Iran di Suriah mencapai 113 orang di berbagai tempat dan peristiwa sejak 2013.

Jika benar terjadi Hizbollah dan seluruh grup di bawahnya ditarik mundur dari Suriah tampaknya Iran telah mulai berpikir jernih bahwa mereka telah menemukan "taktik" jitu mengatasi Israel. Karena dengan modal anti zionis yang berakar pada apokaliptik anti semetisme pos modern selama ini cuma bisa menerima "tamparan" Israel nyaris tanpa balas.

Dengan taktis seperti ini Iran ingin memperlihatkan pada dunia apakah Israel berhenti mengganas sesuai alasan keganasannya selama ini karena Iran, iran dan Iran.

Jika Israel tidak memenuhi janjinya dengan berbagai alasan rekayasa disebutkan di atas maka Iran akan masuk kembali secara massif dan terbuka dan mungkin di sana akan terjadi batas kesabaran Iran dipermain bak bola ping-pong oleh barat dengan berbagai alasan yang direkayasa, dikondisikan dan dilegalkan atas nama "koalisi Internasional."

Semoga Iran dapat merealisasikan rencana penarikan tersebut secepatnya meskipun ada kekuatiran pendukung proksi Rusia tentang melemahnya pemerintahan Suriah yang sedang menghadapi aneka cobaan (internal dan eksternal) akibat memilih menjadi "musuh" barat.

Di balik rencana itu tentu saja Rusia-Iran-Suriah telah melakukan kajian bersama bahwa tidak akan melemah kekuatan SAA karena Rusia akan meningkatkan kekuataannya mulai Oktober 2020 nanti. Mungkin itu waktu yang tepat menarik Hizbollah setelah kekuatan Rusia berlipat ganda di seluruh Suriah.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun