Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Mafia Hukum Permainkan Novel Baswedan Kembali

15 Juni 2020   23:31 Diperbarui: 16 Juni 2020   11:25 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Kompas.com. Diedit oleh penulis

Kembali ke arena persidangan.

Terkait dengan pernyataan tim hukum tersangka yang mengatakan gangguan mata  Novel terjadi akibat kesalahan penanganan oleh pihak-pihak tertentu tampaknya sangat aneh, kesannya sengaja membuat bingung untuk menciptakan keanehan yang baru.

Aneh, karena berdasarkan timeline penanganan dari pertolongan pertama di tempat kran air masjid Al-Ihsan hingga bolak-balik ke Singapore disebutkan di atas pihak manakah dituduh telah berbuat salah menangani luka pada wajah dan mata Novel.

Kesannya sengaja membuat bingung karena nantinya masing-masing lembaga medis tersebut akan mengeluarkan "jurus" bertahan yang ujung-ujungnya tercipta "fron baru" perang teori antara satu lembaga layanan kesehatan dengan lainnya sehingga membelokkan fokus masalah dan persidangan.

Novel yang terlibat dalam usaha membongkar "mega" korupsi E-KTP senilai 2,3 triliun kini miris melihat kenyataan, ingin terserah saja.

"Di satu sisi saya tugasnya memberantas mafia hukum, tapi di satu sisi  (lain) jadi korban mafia hukum yang menyolok mata (vulgar-red)," ujarnya tampak semakin lemas menyikapi tuntutan Jaksa hanya 1 tahun penjara terhadap pelaku.

Sambil melupakan bagaimana mirisnya Novel dipermainkan mafia hukum dalam aksi terbaru di atas, coba lihat keanehan sebelumnya, apakah perbuatan tidak sengaja dapat melunturkan kadar hukuman? Jarang terjadi, bukan? Sering terjadi adalah permohonan maaf tersangka pada korbannya agar bisa menurunkan kadar hukuman, itupun kalau disetujui korban (keluarga) dan pengadilan.

Jadi sebaiknya jangan permainkan Novel lagi dengan membuka fron baru dan mencari celah-celah yang semakin memperlebar fokus di pengadilan.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun