Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ofensif Darat Tanpa Dukungan Udara, Turki Bisa Bahaya

24 Februari 2020   22:17 Diperbarui: 25 Februari 2020   12:30 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Turkish tanks and troops stationed near Syrian town of Manbij, Syria, Tuesday. Oct. 15, 2019..(Ugur Can/DHA via AP)

Meski demikian tidak berarti Turki mengurungkan niat ofensifnya di Suriah. Mobilitas armada perang Turki masuk ke Suriah masih sangat tinggi seperti terjadi pada hari ini  saja ratusan truk militer, tank dan meriam artileri menerobos jalur M4 di kawasan kota Arihah untuk memotong arah serangan pasukan SAA yang sedang fokus ke kawasan M4.

Pergerakan konvoi militer Turki terlihat jelas oleh drone Rusia di sini, menandakan belum ada tanda-tanda menurunnya ambisi Turki melakukan ofensif di Suriah. 

Tampaknya Turki mengadopsi strategi penetrasi dan strategi frontal untuk mengalahkan pasukan SAA secara cepat hingga tembus jauh ke dalam Suriah (Damaskus). Sayangnya strategi itu tidak akan efektif tanpa perlindungan "payung udara" pesawat tempur Turki.

Tanpa dukungan udara tampaknya pasukan darat kesulitan menembus garis pertahanan SAA yang menerapkan strategi Pertahanan Mobil (salah satu jenis Pertahanan Berlapis), bahkan sangat rentan menghadapi penguasaan udara AU Rusia.

Sambil menyusun strategi barunya pemerintah Turki menerima kunjungan Menlu AS, Pompeo di Istanbul dalam rangka renegosiasi pembelian Rudal Patriot yang diyakini mampu memberikan perlindungan udara terhadap pesawat tempur Turki yang menjalankan membantu misi pasukan daratnya di Suriah.

Sesungguhnya pembelian Rudal Patriot AS telah disetujui masa pemerintahan Obama pada 2013 tetapi Turki menuntut alih teknologinya agar dapat mengembangkan rudal patriot tersebu. Hal itulah membuat AS sangat keberatan sehingga akhirnya Turki memilih S-400 Rusia yang telah diterima pada September 2019 lalu.

Konvoi Turki telah beberapa kali mendapat serangan udara Suriah dan Rusia. Sebelumnya pada Nopember 2019 lalu  serangan AU Suriah sempat menghentikan jalur konvoi Turki di sebuah tempat di desa Hish 12 km sebelum Khan Shaykhun yang menewaskan 4 milisinya.

Tugamiral Turker Erturk salah satu jenderal purnawirawan Turki memberi pendapatnya, "..mengirimkan tentara Turki ke Idlib sama dengan mengirimkan mereka ke kematian karena Turki tidak memiliki kendali atas ruang udara Suriah," ujarnya kepada surat kabar Chumriyet sebagaimana dikutip di sini edisi 22-2-2020.

Informasi terkini, baru saja terjadi di selatan Idlib tepatnya di desa Kansafra, 10 tentara Turki tewas dan terluka serta sejumlah kendaraan tempur kembali hancur oleh serangan terkini angkatan udara Rusia - Suriah. SOHR melaporkan up date terkini.

Jadi peranan perlindungan udara dalam sebuah peperangan terutama dalam penyerangan sangat strategis sifatnya. Tanpa perlindungan udara, ofensif darat akan membawa bencana besar dalam hal ini bagi Turki sendiri.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun