Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Haftar Hindari Tripoli Berdarah Lagi, Erdogan Terlambat?

15 Januari 2020   06:17 Diperbarui: 15 Januari 2020   06:24 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi : Sumber BBC.com diedit dari beberapa sumber oleh penulis

Saat ini posisi garis terdepan LNA cuma 4,5 km ke gerbang kota di bundaran second ring road Tripoli dekat kawasan kebun binatang Tripoli. Jika kawasan tersebut berhasil dikuasai LNA bisa jadi jatuhnya Tripoli tinggal menunggu waktu mengingat peristiwa sama jatuhnya pemerintahan Khadafi pada 2011 lalu melalui simbol jatuhnya kota Tripoli.

Tampaknya Turki terlambat, pertama berdasarkan kondisi melemahnya GNA dan semakin menyusutnya wilayah yang dikuasai GNA menandakan kekalahan GNA sudah diambang pintu.

Kedua, Mesir telah mengingatkan campur tangan Turki akan membahayakan situasi Mediterania dan Turki harus siap tanggung jawab penuh atas risikonya, sebagaimana dilontarkan oleh Menlu Mesir pada 3 Januari 2020 dikutip di MEMO edisi 3/1/2020. Sebagian negara Liga Arab tidak mendukung langkah Turki di Libia.

Ke tiga yang terkini adalah perundingan perang saudara Libia akan digelar di Berlin. Kanselir Jerman Angela Merkel memastikan pembicaraan damai akan dilaksanakan di Berlin. Inisiatif itu dilakukan atas negosiasi Rusia -Turki kata Merkel dalam lawatannya ke Moskow 11/1/2020. Kedua belah pihak bertikai tampaknya memanfaatkan momentum tersebut untuk mengeliminir pertumpahan darah dahsyat di ibukota Tripoli.

Informasi terkini pada saat tulisan ini dibuat dilaporkan bahwa Jendral Khalifa Haftar bersama dengan pejabat militer dan mediator Rusia dalam satu pesawat (Russian Air Force Tupolev Tu154M RA85155) sedang menuju ke Benghazi Libia. Kemungkinan dengan pesawat Rusia akan memenuhi undangan Merkel di Berlin.

Menurut pejabat militer Rusia tampaknya Haftar telah memberi tawaran gencatan senjata dan perdamaian untuk GNA namun di sisi lain gerak maju pasukan LNA dengan serangan sporadis ke arah Tripoli juga mereka perlihatkan dalam rangka menekan GNA untuk merima solusi perdamaian.

Dengan perkembangan kondisi seperti ini apakah Turki ingin tetap bertahan di Libia dengan alasan ingin menegakkan perdamaian bahkan untuk melindungi anak-anak Kologlu di tempat bekas peninggalan kekaisaran Ottoman? Tak tahulah apa yang menjadi pertimbangan Turki hadir di sana saat kondisi GNA dalam anti klimaks.

Moammar Khadafi yang dijadikan sumber masalah sebelumnya telah meninggal dunia 9 tahun yang lalu tetapi negaranya masih bergolak sampai kini.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun