Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Amien Rais Melawan Takdir, Geram dengan Yel "Lanjutkan"

8 Desember 2019   06:27 Diperbarui: 8 Desember 2019   13:40 1701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Kompas.com. Amien Rais memberikan kata sambutan

Entah terinspirasi dari mana dan siapa teriakan (yel) "Lanjutkan" bergema berkali-kali di dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PAN di Hotel Millennium Jakarta pada 7/12/2019.

Teriakan itu makin bergema berulang-ulang saat Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais (AR) memberi kata sambutan dalam pembukaan sehingga konsentrasinya agak terganggu. 

Para pendukung ketua umum petahana, Zulkifli Hasan (Zulhas) memperlihatkan tanda- tanda kurang bersahabat saat AR berbicara. Ada yang membuka pintu ruangan dan banyak yang hilir mudik ke luar ruangan.

Suasana Rakernas PAN kali ini tampaknya sudah memanas sejak belum dibuka. Suara-suara menggalang dukungan untuk ketua umum petahana Zulhas terlihat sangat tinggi, padahal AR yang juga berbesan dengan Zulhas mengingatkan ada kandidat lain selain Zulhas. 

Dalam kata sambutannya AR dengan tegas mengatakan hasil akhir ketua umum PAN sudah tercatat di Lauhul Mahfudz. "Boleh Anda lanjutkan atau tidak lanjutkan, satu periode, saya hanya tersenyum karena sudah ada di Lauhul Mahfudz siapa yang akan jadi ketua umum kita nanti," ujar pendiri PAN iniucap Amien Rais sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Berkali-kali AR minta peserta kongres agar tidak meneriakkan yel tersebut tapi berkali-kali terdengar riuh seperti datangnya gemuruh angin. Akibatnya sebelum menutup pidatonya AR kembali menegaskan dengan sangat tegas agar tidak lagi meneriakkan yel tersebut karena selain hal itu belum tentu terjadi juga mengingatkan partai PAN bukan partai kampungan.

"Maaf tidak ada yel lanjutkan, belum tentu ya, jangan mendahului takdir ya, anda-anda jangan bersorak seperti itu, tidak layak. Ini bukan partai kampungan," ujar amin langsung menutup kata sambutan dengan mengucapkan Assalamualakum.

Setelah itu ketegangan tampak dimana-mana. Raut peserta kurang puas dan lesu tampak sangat jelas di setiap penjuru. Perdebatan didalam ruangan terjadi berulang kali sehingga panitia meminta peserta untuk keluar dari ruangan dan sidang diskor beberapa kali. 

Akibat situasi tidak kondusif ini sang ketua dewan kehormatan mengingatkan kembali agar semua peserta membaca istighfar sebanyak tiga kali.

Mengapa arus tekanan perubahan dalam PAN kini semakin kuat, tampaknya ada kaitannya dengan posisi AR sendiri. 

AR dan teman-teman membentuk PAN pada 23 Agustus 1998. sebuah partai politik berkonsep akhlak politik berdasarkan agama. Akan tetapi PAN bukanlah partai pribadi AR. Partai PAN bukanlah kerajaan politik AR dan PAN juga bukan Hak Milik AR.

Jika AR menyadari hal tersebut seharusnya dapat membaca timbulnya aspirasi perubahan (reformasi) di dalam partai tersebut melalui desakan dan tekanan perubahan dari aspirasi yang muncul meskipun aspirasi itu bermuatan politik bahkan ada yang bermuatan politik uang (di tempat lain).

Politik juga menuntut pembentukan kondisi (pengkondisian) oleh masing-masing pihak yang berkompetisi. Setiap politikus tidak dapat bersembunyi dari dan untuk kepentingan. Untuk mencapai tujuan itu kadang-kadang ada yang menggunakan konsep agama sebagai kendaraan politiknya.

Ketika AR meluapkan kekesalannya pada anggota rakernas PAN dan meminta mereka diam layaknya menyuruh diam orang di dalam rumah pribadi tentu bukanlah cara yang bijaksana.

Pernyataan partai PAN bukan partai kampungan memperlihatkan ketidak sukaannya pada peserta kongres, padahal mereka semua adalah "anak didik" Amien Rais dalam sekolah politik PAN. Jelas sekali kurang bijaksana dalam pernyataan ini.

Ketika AR mengkerdilkan Zulhas di depan peserta rakernas artinya AR sudah punya aspirasi tersendri yaitu kandidat simpanan guna menggantikan calon petahana tersebut. Cara AR memperlihatkan aspirasinya sangat kontra produktif dengan konsep dan azas politik dalam partai PAN yang belandaskan akhakhlak politik yang berlandaskan agama.

Atas dasar situasi dan kondisi kian mencekam dalam rakernas PAN dan sikap AR yang memperlakukan partai PAN mirip kerajaan politik pribadi tampaknya AR sedang melawan takdir yakni takdir adanya perubahan dalam partai PAN tidak menjadi partai yang kaku karena bisa berpotensi mati beku.

Jelas semua yang belum terjadi adalah rahasia ilahi termasuk langkah, rejeki, pertemuan dan kematian. Akan tetapi kita diberi ilmu dan akal untuk mempelajari sebuah tanda-tanda, misalnya tanda-tanda akan menang Pilpres melalui perhitungan suara. Tanda akan sukses meraih medali emas melalui peningkatan prestasi demi prestasi. Tanda akan dicopot dari jabatan karena terlibat dalam pelanggaran demi pelanggaran dan sebagainya.

Tanda seorang jadi ketua partai pun sesungguhnya bisa dipelajari melalui tingginya aspirasi terhadap kandidat tertentu meskipun aspirasi itu adalah hasil manipulasi atau rekayasa politik melalui berbagai cara politik. 

Urusan calon ketua partai politik pun sudah diatur di Lauhul Mahfudz tak ada yang ragu, tapi penempatannya kurang bijaksana karena luas sekali kajiannya ke sana. 

Tampaknya jelas bapak Amien Rais tokoh nasional dan orang tua yang kita cintai ini seperti melawan takdir. Semakin kurang bijaksana karena lebih bayak bijaksini. 

Cara beliau memperlakukan PAN, Peserta kongres, Ketua umum petahana dan Perumpamaan yang terlalu luas jangkauannya memperjelas beliau seakan sedang lupa pada takdir.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun