Salah satu media telah berjasa memenuhi kebutuhan manusia, kini sedang berjuang dari gerusan perubahan zaman. Dianggap ketinggalan zaman dan ribet, koran atau surat kabar atau harian (media cetak) disebut-sebut sedang lesu diterpa persaingan media informasi lebih modern.
Koran telah termakan usia senjakala, tertatih-tatih berjuang mempertahankan eksistensi dan melayani informasi di tengah turunnya animo pembaca dan tajamnya persaingan di era modern.
Kondisi itulah sedang terjadi pada industri media cetak khususnya koran di AS. Menurut informasi dan data yang diterima dari Pew Research Centre, edisi 9 Juli 2019 lalu, berupa laporan hasil riset dari beberapa lembaga terkait kondisi dan ekspektasi media cetak dan digital di AS beberapa dekade terakhir.
Riset dilakukan Aliansi Audit Media (AAM) terhadap puluhan koran ternama di seluruh AS termasuk website koran itu sendiri dan sejumlah portal berita serta saluran televisi berita ternama termasuk juga pemirsa radio.
Berdasarkan laporan yang diterbitkan PRC di sini ada beberapa info menarik tentang terjadinya penurunan penjualan dan pemasukan dari iklan yang dihadapi sejumlah besar media cetak atau koran seantero AS.
Menurut PRC senjakala koran AS sesungguhnya mulai terlihat sejak 1990 lalu ketika sirkulasi koran pada hari kerja (weekday) mulai tergerus dan menyamai sirkulasi pada hari minggu.
Sebelumnya (sejak 1940) sirkulasi hari kerja selalu lebih tinggi dibanding hari minggu atau libur. Tapi sejak 1991 hingga 2018 lalu keduanya sama-sama menurun signifikan.
Grafik di bawah ini memperlihatkan tren sirkulasi hari kerja dan hari libur turun hingga 50% dari pencapaian 1985-1989 era emas sirkulasi penjualan koran AS.
Grafik di bawah ini memperlihatkan trend semakin menurun antara pemasukan penjualan koran dan pemasukan dari iklan sejak 2007 dan 2008 hingga 2018.