Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Penumpang Gelap Makin Nekat, Animo ke Negara Ini Makin Meningkat

4 Juli 2019   10:48 Diperbarui: 4 Juli 2019   12:02 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi dari slashgear.com edisi 21 April 2014

Penumpang gelap adalah seseorang yang secara diam-diam naik ke dalam kendaraan seperti kapal laut, kapal terbang (pesawat), mobil, Bus, Kereta Api, Truk, Cargo dan lain-lain untuk melaksanakan perjalanan tanpa membayar dan tanpa terdeteksi. Di dalam bahasa Inggris mereka disebut "Stowaway." Fokus artikel ini tertuju pada kasus penumpang gelap stowaways pada peristiwa yang terjadi dalam pesawat komersial sipil.

Sejak konvensi Warsawa ditandatangani pada 12 Oktober 1929 dan efektif berlaku mulai 13 Februari 1933 sejak saat itu mulai berlaku secara resmi ketentuan setiap penumpang pesawat terbang komersial sipil wajib membeli tiket. Selain itu juga di atur tentang bagasi dan dokumen penerbangan dan tentu saja hak dan kewajiban maskapi penerbangan terhadap penumpangnya. 

Konvensi Warsawa yang memuat sistem tatatertib penerbangan komersial sipil yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pada saat itu hingga beberapa dasawarsa kemudian digantikan dan disempurnakan sistemnya oleh konvensi Montreal pada 1999.

Sejak berlaku secara resmi semua maskapai wajib memberlakukan konvensi Warsawa yang diatur pengawasannya oleh The International Civil Aviation Organization (ICAO ).

Meski telah ada aturannya peristiwa masuknya penumpang gelap alias Stowaway tetap saja terjadi. Dalam catatan penulis rangkum dari berbagai sumber tercatat 93 kali peristiwa Stowaway dari 1946 - 2019. Dari jumlah tersebut pelaku stowaway yang selamat cuma 19 orang. Selebihnya 75 orang tewas.

Sekadar mengingatkan dikutip dari tulisan penulis sebelumnya di Kompasiana edisi 19 Juni 2015 dari 19 orang selamat itu ada 5 penumpang yang selamat berasal dari Indonesia yaitu :

  • Bas Wie, berusia 12 tahaun pada saat peristiwa terjadi pada 7 Agustus 1946. Menyusup ke dalam pesawat Australia jenis Douglas DC 3 dalam perjalanan dari Kupang ke Darwin. Remaja 12 tahun (pada saat itu) selamat tiba ditujuan dan kini telah menjadi warga Australia.
  • Tarsono, pria asal Semarang bersembunyi di kolong roda belakang pesawat Mandala jurusan Semarang - Jakarta pada 18 Februari 1981.
  • Manto Manurung dan Siswandi Nurdin Simatupang adalah dua sekawan remaja sohib dari Deli Serdang, Sumatera Utara. Keduanya nekad bersembunyi di ruang roda depan pesawat Airbus A300-B4, Garuda jurusan Medan - Jakarta pada 23/9/1997. 
  • Mario Steven Ambarita, usianya pada saat itu 21 tahun. Pada 8/4/2015. Menyusup ke ruang roda pesawat Garuda GA 177 dari Pekanbaru ke Jakarta.

Peristiwa terkini terjadi pada 30 Juni 2019 hari Minggu lalu ketika seorang pria ditemukan tewas dekat sebuah jalan Offerton, Clapham bagian selatan London beberapa saat sebelum pesawat Kenya Airlines mendarat di bandara Heatrow London Inggris. Dari tubuh pria tersebut ditemukan bungkusan minuman dan makanan serta sebuah tas kecil. Belum diketahui identitas pria yang bersemumbunyi dalam ruang penyimpanan roda pesawat yang terbang dari Nairobi menuju Heatrow London, Inggris.

Dari totalitas 93 peristiwa tersebut beberapa catatan penting dapat penulis sampaikan adalah :

  • 72 pelaku tewas 
  • 4 peristiwa bernasib tidak sama. Salah satu pasangan hidup dan mati (1 hidup, 1 lagi tewas) terjadi pada 4 pasang pelaku
  • 21 pelaku selamat, lima diantaranya berasal dari Indonesia.

Daftar pelaku yang selamat termasuk salah satu pasangan yang hidup di atas adalah sebagai berikut :

Dokumen dari berbagai sumber diolah penulis (abanggeutanyo)
Dokumen dari berbagai sumber diolah penulis (abanggeutanyo)
Dari 93 kasus stowaways paling banyak terjadi trayek (route) tujuan Amerika Serikat (terutama tujuan Miami). Terjadi 17 kasus penumpang gelap untuk tujuan kota-kota terkenal di AS. Dengan kata lain 18,3% tujuan Favorite pelaku stowaways adalah AS. Dari 17 kasus itu ada 5 peristiwa  (29,4%) pelaku yang "selamat" mendarat di tanah impian.

Kasus Stowaways 17 kasus tujuan AS. Dokumentasi abanggeutanyo
Kasus Stowaways 17 kasus tujuan AS. Dokumentasi abanggeutanyo
Tujuan favorite berikutnya adalah Inggris, terutama London.  Terjadi  12 kasus tujuan London. Dengan kata lain 13% peristiwa untuk tujuan London. Inggris. Rinciannya dapat dilihat pada gambaran sebagai berikut :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun