Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kerja Sama Tank Kaplan MT Jalan Menanjak Lawan Korupsi Militer

16 Juni 2019   09:02 Diperbarui: 23 Juni 2019   22:21 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tank KPALAN MT. Sumber defpost.com

Kita yakin Singapore tidak akan menyerang tetangganya dengan Tank kelas berat tersebut, bahkan setelah beberapa tahun pemakaian mungkin saja akan dilego semurah-murahnya pada negara tetangga yang "ngidam" pengen menikmati Lepoard tersebut dengan konsekwensi sanggup akan menerima kendaraan yang sejatinya telah menuntut biaya perawatan tinggi setelah pemakaian diatas 5 tahun. Semoga Indonesia tidak termasuk di dalamnya.

Jika mengacu pada permainan politik luar negeri yang diterapkan negara barat terhadap Rusia yang bermitra dengannya dalam beragam tekanan yang diperlihatkan AS dan barat tidak sepenuhnya hal itu menjadi kendalah sebab saat ini pun Turki sedang berusaha "mendapatkan" misil S-400 Rusia setelah AS memberlakukan sanksi pada Turki dengan menunda pembelian F-35 nya setelah melihat sikap dualisme Turki dalam menerapkan kebijakan terorisme global khususya di Timur Tengah. 

Selain itu Jerman juga tidak setuju Turki menggunakan Tank buatannya (Leopard 2A4) (katanya) untuk menumpas ISIS yang memanfaatkan momentum dalam krisis Suriah pada Desember 2016.

Negara-negara lain yang bekerjasama dalam pembelian alat militer Rusia juga aman-aman saja, misal India dan Aljazair tidak ada tekanan barat. 

Dengan demikian Indonesia bisa mengesampingkan trauma terhadap pembelian Su-30 dan Sukhoi 100 versi komersial yang memiliki peristiwa dramatis pada masa pemesanannya masing-masing.

Memori pengadaan Tank Scorpion 1994 - 1995

Persoalan dalam pengadaan dan pembelian Tank Scopripon Inggris pada 1994 - 1995 akhirnya terungkap. Masih segar dalam ingatan ketika media barat "The Guardian 7/12/2004" mengungkap dari persidangan di Inggris antara broker di Singapore (Chan U Seek) dengan Alvis Vickers (Produsen di Inggris) dalam pembelian 100 unit Tank Scorpion senilai Rp 2,8 trilun rupiah pada saat itu beberapa pejabat tinggi negara dan tokoh nasional diduduga terlibat di dalamnya namun tidak dapat dibuktikan sampai kini seperti tuduhan pada Tutut Soeharto memperoleh komisi sebesar Rp 291 miliar atas komisi 20% yang dituduhkan kepadanya.

Menurut aneka informasi paket Scorpion yang dibeli saat itu terdiri dari berbagai varian yaitu FV101 Scorpion dengan meriam atau kanon 70mm dan 90mm low pressure Cockerill MK3M-A1, kendaraan angkut pasukan FV103 Spartan, kendaraan evakuasi/ recovery FV106 Samson, versi ambulan FV104 Samaritan, serta varian logistik dan pembawa jembatan, berikut truk Bedford pengangkutnya.

Banyaknya uang yang komisi yang dikeluarkan Alvis menyebabkan harga beli Tank tersebut dinilai terlalu mahal. Akhirnya, ntuk 1 unit tank Scorpion yang memiliki canon berkaliber 72 mm itu pemerintah Indonesia harus membayar US$ 2,5 juta. Padahal pada tahun yang sama, Singapura membeli hanya dengan harga US$ 1 juta. 

Terlepas dari dugaan tersebut faktanya adalah Tank Scorpion itu menuai masalah. Salah satunya adalah tidak ada program alih teknologi, suku cadang yang langka akibat pemerintah Inggris sendiri justru menerapkan embargo dan biaya perawatan yang tinggi dan Tank tersebut "tergolek"  hingga 2014 sebelum masa pensiunnya tiba. 

Malaysia yang juga membeli hampir waktu bersamaan malah lebih cepat mengambil keputusan, pada 2014 telah pensiunkan seluruh armada Scorpion Tank mereka karena alasan biaya perawatan yang sangat tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun