Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Puasa Berkualitas dan Upaya Melawan Overweight

6 Mei 2019   10:58 Diperbarui: 6 Mei 2019   12:13 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi : Merdeka.com

Berapa berat Anda sehari sebelum puasa, 100 kg, 90kg, 85kg atau jauh di bawahnya? Bagi Anda yang tidak kelebihan berat badan (overweight) mungkin hal itu tidak penting sebab pasti ada yang lebih penting lagi ketimbang mengurus berat Anda misalnya mampu melaksanakan ibadah dengan lebih khusyuk dan istimewa dan beramal jariah di bulan suci seperti ini.

Tapi bagi orang lain badan bongsor akibat kelebihan berat badan bisa menyebabkan ibadah puasa Ramadhan tidak dapat terlaksana dengan leluasa. Bukan karena sebentar lapar atau haus tapi karena kesulitan bangun setelah makan, kesulitan bangun setelah terjaga dari tidur, susah bergerak dalam ibadah shalat dan mengaji dan lain sebagainya.

Seperti inilah penulis rasakan. Sebulan sebelum puasa Ramadhan tahun 2019 (1440 H) tiba tanpa terasa celana sudah pada ketat semua. Tidur mulai mendengkur (kata yang mendengar) dan tidak bisa duduk lama-lama mendengar khutbah atau ceramah, terasa pegal sekitar pinggang. Selidik punya selidik ternyata berat badan setahun lalu 78 Kg kini jadi 86 kg.


Dengan tinggi badan 174 cm mungkin tak terlalu kelihatan betapa bongsornya daku kini, tapi dalam beberapa urusan lainnya telah disebutkan di atas mulai terasa dampaknya. Jelas ini bakal mempengaruhi kesehatan dan gayaku, hehehehe...

Oleh karena itu memasuki bulan puasa 1440 H penulis (kembali) sambut dengan suka cita bulan puasa Ramadhan ini alasannya adalah untuk mendapatkan setidaknya 3 hal secara bertahap, yaitu :

  1. Kondisi sehat wal afiat sebelum puasa, ketika berpuasa dan setelah puasa ramadhan ini berlalu
  2. Ingin melaksanakan ibadah dengan lebih tenang, khusyuk dan nyaman
  3. Berusaha menurunkan berat badan (BB) ke posisi awal 78 kg

Mungkin ada yang mengatakan urutan no.3 adalah mitos. Buat apa sampai menunggu datangnya puasa Ramadhan jika untuk menurunkan BB, kan puasa bisa dilakukan juga pada hari biasa kecuali hari - hari yang dilarang untuk perpuasa (hari Tasyrik).

Jawabannya pencapaian yang ingin diraih kali ini bukan semata menurunkan BB tapi juga ingin meningkatkan kualitas beribadah. Baru setelah itu mencapai tujuan ke dua yaitu menurunkan BB.

Mengapa momentum puasa Ramadhan kemungkinan ini bisa terjadi karena puasa Ramadhan adalah puasa berkesinambungan sebulan penuh lamanya. Selain tetap beraktifitas menafkahi keluarga kita juga pada umumnya merasa kurang tidur selain memang kurang makan dan minum sebulan penuh.

Momentum bulan puasa Ramadhan memang banyak nilainya. Contohnya, tiga tahun lalu saya masih perokok berat hingga 3 bungkus dalam sehari. Saaatnya tiba bulan Ramadhan 2016 penulis berencana mengurangi menghisap rokok. 

Puasa hari pertama hingga hari ke enam, merokok sangat dibatasi sehingga dalam 3 hari cuma 1 bungkus. Seterusnya berkurang dan terus berkurang hingga minggu ke 3 Ramadhan saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun