Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pindah Ibu Kota di Balik Bonus Demografi 2030

4 Mei 2019   02:40 Diperbarui: 5 Mei 2019   10:27 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Para pencari kerja mencari keberuntungan dalam bursa kerja KompasKarier.Com Fair di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (25/4/15). Pada tahun 2015, Indonesia sudah memasuki fase bonus demografi yang akan mencapai puncak antara tahun 2028-2031. (Foto: KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK))

Jika referendum pindah ibu kota terlaksana dan rakyat Indonesia pilih setuju lebih banyak maka proses pindah ibu kota baru bisa terlaksana setidaknya 10 -  11 tahun mendatang. Pada masa itu kita masuk pada tahun 2030. 

Menurut informasi, pada saat itu (2030) penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 293.220.565 orang. Jika itu terjadi posisi Indonesia masih memegang rekor negara ke 4 berpenduduk paling membludak di dunia dengan urutan  (1). Tiongkok  1,460,773,536  orang; (2) India  1,460,603,953 orang ; (3) Amerika Serikat 342,820,645 orang; dan (4) Indonesia 293.220.565 orang. (ekspektasi lain menyebutkan 296 juta. | Sumber : livepopulation.com)

Penghuni planet bumi semakin berdesakan menjadi 8,5 miliar orang. Bandingkan dengan suasana saat ini dimana jumlah penduduk bumi mencapai 7.714.576.923 jiwa maka bumi akan seperti apa menanggung jumlah manusia dan segala kebutuhannya pada saat itu.

Kondisi sama terjadi di Indonesia meskipun laju pertumbuhan penduduknya 0,7%  jumlah penduduknya mencapai hampir 300 juta jiwa atau 3,5% dari total manusia seisi bumi.

Seperti biasa, pulau Jawa mewarisi tradisi menampung orang Indonesia paling banyak. Jika pada saat ini (2019) menampung manusia sebanyak 150 juta jiwa maka pada 2030 nanti akan menampung 164 juta jiwa. Khusus di Ibukota Jakarta saja penghuninya menjadi 11,3 juta jiwa atau meningkat hampir 2 juta dari saat ini 9,6 juta.

Fokus kita pertajam ke kota Jakarta dimana penduduknya disebut-sebut akan mencapi 11,3 juta jiwa, tampaknya bisa melebihi angka tersebut sebab program menciptakan lapangan kerja baru di daerah prospeknya sangat kecil. 

Dalam situasi seperti itu kabar baiknya adalah kondisi ekonomi Indonesia disebut-sebut sedang membaik. Salah satu faktornya justru terjadi dari ledakan penduduknya sendiri dimana dalam struktur demografi terjadi pengelompokan usia produktif (angkatan kerja) tercatat paling besar atau disebut "Bonus Demografi." Diprediksi pada tahun tersebut golongan usia produktif mencapai 180 juta orang.

Bonus Demografi itu terjadi antara 2028 - 2034 tapi puncaknya terjadi pada 2030. Selain disebut kelompok usia produktif golongan produktif itu disebut juga angkatan milenial. Orang-orang lahir pada era 2000 mencapai puncaknya pada usia 28 - 34 tahun. Oleh sebab itu pada 2030 tadi Indonesia diprediksi bakal menjadi negara nomor 4 atau 5 terkuat bidang ekonominya pada saat itu.

dokpri
dokpri
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak generasi milenial untuk mempersiapkan diri menghadapi bonus demografi pada 2030. Pada saat itulah, perekonomian Indonesia akan 2,5 kali lebih besar dari saat ini. Sumber :  kompas.com. 

Bagaimana agar bisa mencapai kearah sana maka langkah yang pertama sekali disikapi adalah menyiapkan kondisi negara dan bangsa yang aman dan tenteram terutam jauh dari usaha untuk menghancurkan apalagi ingin memusnahkan negara.

Gelombang urbanisasi ke Jakarta sebagaimana disebut di atas akan menyebabkan persoalan sosial dengan segudang dimensi persoalan keamanan yang dapat menganggu stabilitas ekonomi. OLeh karena itu memindahkan ibu kota ke luar pulau Jawa adalah langkah strategis dan taktis yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun