Mohon tunggu...
M Nasir Ali
M Nasir Ali Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ayah empat anak, menulis kondisi sekitar untuk dijadikan ibrah bagi hakikat kehidupan. Salam hangat

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Reuni Aktivis Ikhtiar Makassar

23 Desember 2015   11:51 Diperbarui: 25 Februari 2016   21:56 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebulan terakhir, telepon seluler ku sering hadir nomor yang tidak saya kenal. Nomor itu sempat mengontak beberapa kali. Karena penasaran saya mengantak kembali dan tersambung. Ternyata teman lama saya di Makassar. “Saya Syahrul Hadi,” ucap teman itu mengenalkan namanya. Tentu saja saya kenal orangnya, meski kini dia tinggal di Jakarta.

Bagaimana tidak, Syahrul Hadi memiliki kelebihan soal pergaulan dan jika bersahabat maka ketulusannya tidak diragukan lagi. Hanya saja, suara dan tutur kata yang terdengar via telepon seluler terasa beda dan terasing di telingaku. Termasuk beda rasa bahasa karena teman itu lama bersama sebagai aktivis di masjid Ikhtiar Kampus Unhas Bara Baraya Makassar. Mungkin karena perpisahan kami sudah lama sekitar 27 tahun lebih, sehingga suara diseberang belum seakrab dahulu.

Syahrul Hadi adalah satu dari sekian temanku yang akrab di Ikhtiar. Dia kuliah di Fakultas Sastra jurusan Bahasa Inggris saman dengan Nurdin teman sekampung denganku di Bima. Saat bersama dengan teman-teman sering uji kemampuan adu pancong. Dia jagonya, badanya kekar, tanganya berotot, sungguh sulit untuk dikalahkan.

Tidak itu saja, tangannya sengaja diposisikan merapat dengan tegel lantai masjid. Namun tidak ada seorang temanpun yang mampu mengalahkannya agar tangannya menyentuh lantai. 

Pernah sekali saya terlambat ikut shalat Magrib berjamaah di Masjid Ikhtiar. Firasatku ada yang tidak beres dan saya teringat hari itu hari Minggu. Biasanya terjadi pencurian sandal dan sepatu mahasiswa. Saya mencoba bersembunyi dibalik kaca ruangan pendidikan di lingkungan masjid itu. Dari jauh bergegas seorang lelaki berbadan tinggi kurus. Orang itu memasuki halaman masjid Ikhtiar dan bukan berwudu’ tetapi mengambil sepatu dekat pintu masjid dan menyembunyikan di balik bajunya, kemudian kembali mengambil sandal kulit. Orang itu tidak tahu saya sudah berada di dekatnya, tetapi terlihat dia kaget melihat saya sudah berada disampingnya.

Orang itu pura-pura mengambil air wudhu. Saya sudah siap dangan gagang kayu untuk mengempel masjid. “Oh gini cara kamu curi sepatu dan sandal milik jamaah,” ucapku menatap wajahnya. “Apa kamu bilang” tantangnya sambil berwudhu. Kayu yang saya pegang langsung menghantam bagian punggungnya. Orang itu mengeluhkan kesakitan, kemudian melompat hendak memukul saya, tetapi hantaman kedua lebih dahulu mengenai bagian perutnya. Pergulatan itu bikin heboh jamaah yang baru saja menyelesaikan shalat Magrib. Saya teringat Syahrul Hadi langsung pegang lehernya dan membanting pencuri tersebut. Lalu datang Pak Basyirun kini sudah guru besar langsung angkat kakinya dan dimasukan di ruangan secretariat remaja Ikhtiar.

Namun, anehnya sekian banyak jamah yang memukul orang itu tidak mempan dan tetap menantang. Biasanya yang kedapatan maling di masjid itu langsung babak belur, tetapi yang satu ini tetap bertahan hingga datang aparat kepolisian.

Orang itu ditahan selama empat bulan. Tepat saat Pemilu 1986. Apa katanya saat ditanya hakim, kenapa mencuri. Awalnya, saya tidak berniat mencuri, tetapi ditengah jalan digoda. Siapa yang menggoda, katanya syetan. Jawaban pencuri sandal itu menjadi topik hangat dibicarakan di kalangan remaja Ikhtiar saat itu.

Syahrul Hadi meminta kepasa saya agar hadir pada acara reuni Aktivis Ikhtiar akhir tahun ini. Dia merindukan suara adzan saya. Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk bersilaturrahmi dengan rekan-rekan lama. Apalagi, banyak kesalahan dan dosa yang telah aku perbuat.

Bukan hanya itu, saya juga merindukan bahasan segar dari seniorku dan lainnya. Maunya nulis banyak, tetapi KM Kelimutu mulai memberikan sinyal berangkat ke Makassar, Rabu pukul 13.00 Wita.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun