Stiker Mobil dan Motor

Dengan memasang stiker, maka anda menjadi seseorang yang berbeda. Orang tidak ingin berurusan dengan anda, karena stiker-nya menunjukkan anda termasuk kelompok atau keluarga orang-orang  yang bersenjata di republik ini dengan syah. Apalagi dengan stiker dan warna tertentu, maka anda sudah naik kelas. Memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang awam. 

Stiker juga menjadi lambang pemberontakan terhadap kemapanan. Beberapa merupakan ironik, sinisme terhadap kemapanan. Ditempel dengan keyakinan yang sama dengan stiker kelompok "mainstream". 

Apakah dengan adanya stiker menyimbolkan perpecahan di masyarakat? Tidak juga, karena ketika di jalanan, berlaku hukum jalanan. Siapa yang benar dan salah, begitu absurd. Tidak jelas. Walaupun anda di posisi benar, bisa terlihat salah. 

Walaupun anda di posisi benar, jika anda ngotot, terlihat seakan-akan anda di posisi benar. Itulah hukum jalanan :), paling tidak di Jakarta, Indonesia. Sepeda dan sepeda motor tabrakan,yang salah sepeda motor. 

Sepeda motor dengan mobil tabrakan, yang salah mobil. mobil dengan truk, yang salah pasti truk, jika tidak ada pembuktian yang kuat hehehe.

Stiker bisa menjadi alat bukti untuk bisa masuk ke kawasan tertentu. Misalnya untuk stiker orangtua siswa yang mau mengantar makanan ke sekolah. Stiker perumahan bagi motor atau mobil penghuni. Stiker juga bisa menjadi alat untuk pameran lokasi wisata yang pernah dikunjungi, lengkap dengan simbol berlogo tempat wisata tersebut. 

Stiker juga untuk menyobongkan diri, memperlihatkan asal tempat kuliah/almamater tercinta, juga lengkap dengan slogan, logo dan huruf khas masing-masing. Selain itu, stiker juga menjadi alat dakwah atau publikasi bagi khalayak ramai. 

Misalnya tulisan arab di stiker mobil bertuliskan "Hadza Min fadhli Robbi" artinya: ini adalah sebagian dari karunia Tuhanku. Lebih banyak lagi karunia-karunia Tuhan lainnya yang selalu kita nikmati. Tapi susah masang stikernya :) maka ditempel lah pada tunggangan jaman modern itu. Stiker memberikan hak preoregatif untuk menembus beberapa rintangan yang ada di jalanan. 

Kecuali ketika ada operasi gabungan Polisi, Polisi Militer, dan Dinas Ketertiban Umum, maka stiker-stiker tersebut bisa jadi kehilangan tuahnya. 

Semua ini menggambarkan adanya perbedaan di masyarakat yang dipelihara oleh sistem tak kasat mata. Perbedaan tersebut dimulai sejak kita dilahirkan. Dengan memiliki etnisitas, kesukuan, bahasa, dan agama yang berbeda-beda. 

Lalu ketika bersekolah, anak-anak kita sudah mulai dibeda-bedakan. Sekolah-sekolah berbeda-beda, sesuai dengan kesanggupan ekonomi orangtua.