Menulis dan Umur Panjang

Hari ini menemukan tulisan tentang seorang dokter berusia 84 tahun yang masih buka praktek di bilangan Kebayoran Lama. Sudah menulis 26 buku, dan terus bekerja keras menulis dan menyampaikan tulisannya ke rubrik opini di berbagai media massa. Dokter Mangku namanya. Menguasai kedokteran hewan dan manusia. 

Sesuatu yang perlu diikuti oleh para pencari hikmah kehidupan. Bahwa hidup ini harus selalu diisi oleh kemanfaatan dan pengembangan diri. Ketika kita sudah berusia kepala empat, dan mulai berdatangan penyakit-penyakit, maka ada yang salah pada hidup kita ini. Tujuan hidup, Pola Hidup, Idealisme Hidup, dan Tujuan Hidup. Pada usia kepala enam jalan saja sudah susah, dan mengkonsumsi obat-obatan menjadi kebiasaan. Maka kita menuai dari apa yang telah kita jalani selama ini. Penyakit itu bagaikan bennh yang kita tuai sesaat kita muda dulu

Terjebak oleh masa lalu, dengan segala ketidakpuasan. tergagap dengan masa depan. Dengan tidak ada kesiapan untuk perjalanan terakhir. Akhirnya menjalani masa tua dengan keluh kesah, sakit hati, dan dendam tak terperikan. Mungkin sekitar post power syndrom .... 

Ketika kekuatan sudah melemah, maka semesetinya mulai menyadari akan tujuan dan hakikat. Menjadi tua itu perjalanan, menjadi dewasa itu pilihan. Ada kalanya ketuaan tidak berbanding dengan kedewasaan. Bersyukurlah bagi yang dikarunia umur panjang. Karena ajal menjemput tanpa kenal pertimbangan usia. Siapa saja pantas untuk mati. Tinggal, sesiap apakah dia menjemput kematian