Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengkritisi Waktu Sholat

29 Mei 2019   14:58 Diperbarui: 29 Mei 2019   15:08 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tono Saksono, adalah pakar yang saat ini memiliki concern yang unik. Tidak dimiliki oleh ilmuwan lainnya. Mengkritisi waktu sholat di Indonesia. Dasarnya tentu saja ada, hasil pengamatan secara ilmiah. Menghasilkan data yang ditafsirkan menjadi waktu sholat di Indonesia terlalu cepat beberapa menit.

Sebenarnya siapakah yang berhak menentukan waktu sholat? Waktu sholat sudah ditentukan oleh ajaran agama, berdasarkan kitab suci. Merupakan gambaran verbal, yang ditafsirkan ke dalam ilmu pengetahuan. Sehingga kombinasi keduanya menghasilkan pernyataan tentang waktu sholat oleh para pemuka agama. Kalau orang awam seperti saya, tentu saja hanya menerima waktu sholat yang sudah "given". Tertulis di kalender, atau di televisi, juga di selebaran promosi yang terbalut jadwal imsakiyah dan sholat di bulan Ramadan. 

Indonesia memiliki Nahdhatul Ulama, Persatuan Islam, Persyarikatan Muhamamdiyah, dan berbagai organisasi kemasyarakatan yang membina umat Islam dengan dasar ajaran Islam. Majelis Ulama Indonesia juga hadir, untuk menyatukan berbagai organisasi tersebut dalam satu wadah, bertujuan untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah sesama umat dan dengan umat yang beragama lainnya. Dengan demikian ketentuan waktu sholat secara organisatoris sudah dilakukan oleh para pemuka agama di jaman ini, di lokasi ini.

Para ulama-lah yang menentukan itu, dengan metode tertentu. Tono Saksono mewacanakan gagasannya di blognya www.saksono.org. Mewacanakan bahwa waktu shubuh di Indonesia terlalu cepat, jika menggunakan metode imkanur rukyah. Kalau kita cari ada juga para peneliti waktu sholat yang perlu dikaji ketika kita mau tahu lebih mendalam. Misalnya catatan Dr Rinto Anugraha di SINI.

Menurut Kompasianer Muhammad Irfan, bahkan bisa dipelajari secara mandiri bagi para programer komputer, dalam menentukan waktu sholat, dalam artikelnya di Kompasiana. Umat Islam adalah umat yang didorong untuk menghargai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena Islam itu sesuai dengan setiap jaman dan tempat. Oleh karena itu berbagai pendapat perlu dihargai dan menjadi bahan kajian. Kita tidak boleh taklid. Mengikuti tetapi buta. Kita harus mengikuti dan tahun apa yang diikuti. 

Pendapat Pak Dr. Tono Saksono, bisa dibaca DISINI. Beliau pernah menjadi Associate Professor di Universiti Tun Hussein Onn, di Malaysia sejak tahun 2008. Gagasannya terus diperjuangkan untuk menggunakan teknologi sebagai dasar penentuan waktu sholat, berselaras dengan ketentuan dari Falak ABI. Sebuah lembaga yang ingin : Pusat Pengembangan Ilmu dan Pelayanan Keastronomian dari organisasi ABI (Ahlul Bait Indonesia)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun