Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Panggung

7 September 2018   22:43 Diperbarui: 7 September 2018   23:22 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

semua orang sekarang ini punya panggung masing-masing. medsos mempermudahnya. semua orang bisa eksis dengan sedikit usaha. Secara tidak langsung.

Panggung bisa jadi hiburan. Pelepas rindu teman sekampung, sejalan, senasib, setujuan, dan kesamaan lainnya. Para pakar menenggarai, penjualan kepalsuan, kemunafikan, kebohongan, dan lainnya.

Buatlah medsos. Jadikan dirimu sentra atau fokus utama. Lalu tersenyum indah.... cantik dengan pulasan aplikasi. Jangan oedulikan orang lain. Dan berterimakasihlah pada jempolers dan komentators, walaupun di dunia nyata tak pernah bersua.

Organisasi sekarang panggungnya beragam. Semua merasa memilikinya, dengan kapasitas yang berbeda-beda. Tergantung..... terutama akses pada muara finansial. Jika kurang, carilah ke tempat lain. Proyek ikhlas mungkinkah masih ada? Coba tanya kepada rumput yang jarang bergoyang-goyang.

Panggungmu mungkin di rapat. atau di obrolan. dominan ingin didengar tapi tidak mau mendengar. Big Man. Pada akhirnya kesengsaraan.

Demi panggung, kadang kita melupa segalanya. Phubbing namanya. Lihatlah satir yang beredar di medsos. Tentang para petinggi yang duduk berjejer sambil menunduk.

Memperhatikan gajet masing-masing. Kita melupakan spiritualitas, semisal dengan masuknya gajet di jajaran shaf Jumatan. Dan kita tidak terlalu peduli. Pembiaran. Masjid tanpa pengkaderan adalah regenerasi kejahilan al murokkabiyah. Show off muncul, lalu terlepas tinggal dan tak berbekas.

Seorang anak berbuat nakal, karena panggung. Orangtua tak peduli, akhirnya sekolah menjadi wadah. Sekolah Muhammadiyah terlibat tawuran di Jakarta. Tugas pendidikan Muhammadiyah DKI belum tuntas. Ada yang salah dalam pendidikan kita. Solusi diperlukan, dan jangan tergantung Peraturan yang akan 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun