Mohon tunggu...
Aat Atoilah
Aat Atoilah Mohon Tunggu... Guru - Hanya orang biasa yang ingin terus belajar dan memperbaiki diri

Tetap semangat mencari inspirasi baru...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Buku Itu Tidak Pernah Basi?

13 Januari 2022   14:25 Diperbarui: 13 Januari 2022   15:12 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: amuonline.in

Ini dia salah satu dari seribu satu kelebihan buku, yakni buku itu tak  pernah basi. tak ada yang namanya buku lama bila buku itu belum pernah kita baca. Dilihat dari tahun terbintya sejauh atau selama apapun tetap punya rasa atau pengetahuan baru. Sayangnya dimasa kini buku menjadi nomor keberapa itu dibandingkan dengan Handphone  atau gatget lainnya yang lebih praktis dan instan. Memunculkan minat baca buku memang tidak mudah. Apalagi sekarang zaman serba gadget yang membuat mayoritas dari kita banyak meninggalkan buku. Media sosial sepertinya lebih asyik daripada harus membaca buku. 

Padahal buku seharusnya menjadi sumber nomor satu yang lebih penting dan memiliki keutamaan dan manfaat yang luar biasa.

Buku itu lebih jelas bisa dijadikan referensi atau rujukan dan sebagai bahan pengetahuan yang relevan, dapat ditelusuri dan dipertanggungjawabkan isinya. karen terdaftar dan penulisnya atau pengarangnya jelas. ditulis oleh orang yang memiliki keahlian atau bidangnya masing-masing. baik buku fiksi maupun non fiksi.

Tersusunnya sebuah buku merupakan hasil kerja keras dan usaha seorang penulis yang tentunya punya misi besar. Yakni ingin berbagi, ingin membuat orang lain cerdas dan berpengaetahuan luas. berterimakasihlah pada orang yang pernah mengabdikan dirinya untuk menulis dan mengarang atau membuat buku.

Namun apalah daya, peminat buku saat ini semakin anjlok. Karena jarang-jarang untuk sekarang ada yang menjadikan buku sebagai teman duduknya, menjadi barang bawaan yang berharga dan penting sehingga ia selalu ingat dan tidak lupa membawa lalu membacanya dimanapun saat ada kesempatan. karena sebagaimana ada sebuah ungkapan "Buku adalah sahabat paling setia rela mendampingi di mana pun dan kapan pun tanpa pernah memikirkan dirinya. Sebaik-baik teman sepanjang zaman adalah buku."

Sayang seribu sayang hal seperti itu jarang kita temukan. Mungkin kita sudah merasa pintar, banyak ilmu, banyak tahu dan banyak pengalaman. Jadi anggapan kita tidak perlu baca buku. Untuk apa baca buku? Toh sudah ada semua di mbah google, pikir anak milenial sekarang.

Wah bener-bener kelewatan, asumsi pembodohan seperti itu jangan dipertahankan bila perlu mbah google kita singkirkan agar orang-orang bisa kembali cinta pada buku, dekat dengan buku. Alangkah ruginya bilamana anak-anak kita, cucu-cucu kita tidak mengenal, tidak gemar dan tidak suka baca buku. Mau jadi apa generasi kita nanti. dulu jaman sebelum adanya google saat mengerjakan tugas dan sebagainya adalah buku yang kita cari dan kita buka sebagai referensi.

Meski teknologi internet khususnya sudah semakin maju sehingga orang beralih pada internet memang kita harus akui, tetapi tetap pendidikan dan kecintaan terhadap buku tidak boleh hilang, karena antara penulis, buku dan googel adalah satu sistem yang saling membutuhkan dan melengkapi. buku sampai saat ini masih tetap menjadi rujukan yang sangat penting, baik di sekolah, di kampus dan tempat-tempat lainnya yang ingin menuntut ilmu dan meningkatkan gelar dan sebagainya. apalagi saat ini dunia dibuat semakin mudah untuk mengakses buku, seperti buku digital (e-book) dan bentuk buku digital lainnya. 

ngomong-ngomong baca buku sudah berapa buku yang telah dibaca hayo, giniloh bila kita sering baca buku salah satunya kosa kata yang kita miliki bertambah Dengan bertambahnya kosakata yang kita miliki dari kegiatan membaca buku, otomatis dapat membantu kita untuk dapat membuat karya tulis sendiri dengan bahasa yang sebaik atau bahkan bisa lebih baik dari apa yang telah kita baca sebelumnya. mungkin hal ini sebagai motivasi yang bercita-cita dan berminat jadi penulis. walaupun tidak jadi penulis setidaknya kita dapat menjadi orang yang berwawasan luas sehingga membuat kita lebih berwibawa dan percaya diri saat bergaul baik disekolah, kampus maupun masyarakat luas.

Maka mulai saat ini, ayo kita belajar mencintai buku, dengan gemar membacanya karena meskipun kau punya buku lama, tetapi ia akan selalu punya rasa yang baru, tentunya pengetahuan baru karena kau telah membacanya.bahkan yang kurang mampu untuk membeli buku yang baru bisa membeli buku-buku bekas yang harganya bisa miring, dan walaupun buku bekas tapi kita belum pernah membacanya tetap buku itu masih baru atau tidak pernah basi, karen ilmu dan pengetahuan yang tertulis didalamnya belum kita ketahui dan pelajari sedikitpun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun