Mohon tunggu...
Aang Khairul Julian
Aang Khairul Julian Mohon Tunggu... -

Penulis amatir yang masih berusaha terus belajar jurnalistik. Sederhana, suple, cekatan, low profile, ambisius. Sekarang sedang menyelesaikan beberapa novel setelah sebelumnya tergabung dalam beberapa antologi cerpen dan puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harmonika Retak

27 April 2011   07:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:20 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepertinya ini akan menjadi malam yang panjang untuk kita
Malam yang bersenandung tentang perih yang meradang
Malam yang bersenandung tentang luka-luka yang menganga
Malam yang bersenandung tentang harmonika yang terinjak
Malam yang bersenandung tentang kepala yang ditohok bayonet

Kawan, duduk saja disisiku, tenanglah sejenak, peluk lututmu erat.
Malam ini kita adalah satu diantara letupan-letupan mimpi
Malam ini kita adalah satu diantara deru robohnya rumah-rumah kita
Malam ini kita adalah satu diantara sahabat kita yang tertembak
Malam ini kita adalah satu diantara mata yang tak pernah berhenti siaga

Sepertinya aku mulai kedinginan kawan, tolong lebih dekat padaku
Satu centi lagi hingga aku tak merasakan gemeretak tulangku yang beradu
Aku tahu, kau juga takut, sepertiku, seperti mereka yang kehilangan ibunya
kau juga takut, sepertiku, seperti mereka yang kehilangan tempat tidurnya
kau juga takut, sepertiku, seperti mereka yang kehilangan ayahnya
kau juga takut, sepertiku, seperti mereka yang kehilangan foto keluarganya
aku bahkan tak punya siapa-siapa lagi selain Kau.

Aku hanya bisa bersenandung setiap malam dengan harmonika yang retak
Aku hanya bisa memandang malam dengan tatapan berair
Aku hanya bisa memandangi tubuh ibuku yang mengeras..semoga ini mimpi
Semoga ini mimpi, ibuku, ayahku, rumahku, tempat tidurku, harmonikaku
Tak pernah benar-benar menghilang...

Setidaknya kau masih disini mendengarkan laguku dengan harmonika yang retak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun