Mohon tunggu...
Aam Nurhasanah
Aam Nurhasanah Mohon Tunggu... Guru - Guru Berbagi dan Menginspirasi Negeri

Menjadi penulis adalah impiann.. Saya akan buktikan suatu saat nanti bisa mengukir sejarah lewat tulisan..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

11 Tahun Pengabdian Sang Guru Honor

13 Februari 2023   16:37 Diperbarui: 13 Februari 2023   16:49 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Saat Menjadi Guru Honor 

Kisah ini dimulai ketika awal tahun 2011, aku mulai mengabdikan diri pada salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) yang bernama Ponpes Mathla'ul Hidayah(Mahida) yang terletak di Kp. Hamberang, Desa Luhurjaya, Kecamatan Cipanas, Provinsi Banten. Ponpes Mahida memiliki dua jenjang, yaitu jenjang SMP dan SMK jurusan TKJ(Teknologi Komputer dan Jaringan). Bahagianya saat itu ketika lamaranku mengabdi di sana diterima dengan baik oleh pemilik Yayasan yaitu Bapak KH. Acep Amarullah dan Ibu Enung Nurhayati.

Awal pertama mengajar, aku diminta mengajar materi Seni Budaya tingkat SMK kelas X, XI, dan kelas XII. Karena aku berpikir suka dengan seni, akhirnya keputusan  mengajar pun aku terima meskipun sebenarnya aku mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia. Saat itu kepala sekolah SMK Mahida adalah Bapak Jahar Hermawan. Salah satu wali kelasku, saat aku duduk di kelas VII SMP.

Memasuki ajaran baru tahun 2012/2013, aku mulai menerima Surat Keputusan mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMP. Alhamdulillah, sangat berterima kasih kepada Allah SWT. Karena doaku mengajar sesuai dengan jurusan kuliahku.

Aku mencoba melamar ke sekolah lain karena jam mengajarku hanya 2 hari. Aku masih memiliki hari lagi untuk mencari pekerjaan tambahan. Atas rekomendasi dari Bu Yoyoh, alhamdulillah, aku bisa melamar menjadi guru Seni Budaya tingkat SMP di Ponpes Nurul Madaany (Nuraany) Salah satu ponpes modern, yang memiliki jenjang SMP, SMA, dan SMK. Namun, selang 3 tahun, aku berhenti dari Nuraany dan masih bertahan di Ponpes Mahida.

Selama 11 tahun mengajar dan mengabdikan diri sebagai guru honor tingkat SMP dan SMK memang bukan waktu yang cukup singkat. Banyak lika liku kehidupan yang aku lalui selama mengabdi menjadi guru honor. Bahkan ada yang bertanya, berapa sih gaji guru honor? Mengapa jadi guru honor jika gajinya kecil? Aku hanya tersenyum menghadapi pertanyaan tersebut. Aku hanya menjawab, aku tidak mencari gaji yang besar. Namun, sebuah pengalaman berharga, tidak dapat dibeli dan dibandingkan dengan uang.

Sebelum pukul 07.00 pagi, aku sudah datang ke pondok. Aku biasa datang ke pondok pukul 06.30 WIB. Kadang, aku sering pergi ke dapur umum ibu pondok untuk sekadar sarapan nasi goreng yang disediakan. Sering kali juga makan siang di jam istirahat.

Pukul 07.30 WIB, para santri sebelum masuk kelas biasanya selalu upacara apel pagi. Biasanya apel pagi dilakukan setiap pergantian seragam misalnya hari Senin, Rabu, dan Sabtu. Kalau Jumat, di pondok itu libur. Tapi, hari Minggu itu masuk loh.

Aku mulai menikmati setiap proses yang dijalani sebagai guru honor. Sempat merasa jenuh dan ingin mencari pekerjaan lain, namun, jiwa ini seperti enggan setuju dengan hati nurani. Ketika melihat para santri yang bahagia belajar bersamaku, ada segurat pesan bahwa jangan pergi meninggalkan kami Ustazah.

Yah, Ustazah. Nama sebutanku sebagai tanda penghormatan santri kepada guru perempuan. Meski aku agak canggung dipanggil dengan sebutan Ustazah, namun hal itu adalah peraturan pondok yang harus dipatuhi.

Para santri memanggil guru perempuan dengan sebutan Ustazah dan memanggil guru laki-laki sebagai Ustadz. Lama-lama panggilan itu semakin terasa akrab di telingaku karena setiap hari ada di lingkungan pondok pesantren. Sebuah tempat di mana para santri dibekali ilmu dunia tetapi juga ilmu akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun