Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ndeso Itu Istimewa, Kota Itu Robot

19 November 2019   14:00 Diperbarui: 19 November 2019   14:23 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

4. Nabi menyuruh hendaklah saling tolong menolong sesama muslim, orang desa kalau ada yang nikahan, acara kematian, atau acara membangun rumah, semuanya dengan kesadaran khas orang desa langsung membantu,

Coba orang kota pasti banyak pertanyaannya kan.. gak produktiflah, ada tuntunan dari nabi gak, atau kan itu bukan urusan saya.. Intinya orang kota pasti tidak punya rasa empatis khas orang desa."

"Saya hanya ingin ketika nanti pergi ke kota atau jadi orang kota, saya tidak ingin meninggalkan kebiasaan baik itu sebab memang kebiasaan orang desa lebih mulia daripada orang kota. Kalian juga ya ketika nanti berkeluarga dan menikah teruslah jadi orang desa yang membumi. Jangan tinggalkan kebiasaan baik khas orang desa."

"Ada 13 kharakter khas kebiasaan Orang Desa yang harus kita pegang dimanapun kita berada: 1. Pemalu, sungkan tapi suka menyapa 2. Pandai menjaga etika dan sopan santun 3. Orang Desa pekerja keras dan penurut 4. Orang Desa hidupnya mengalir seperti air 5. Orang Desa menerima apa adanya ( Nerimo ing pandum ) 6. Suka mengalah, kalem dan menghindari konflik,

7. Orang Desa gampang berbaur 8. Orang Desa masih memegang teguh tata karma 9. Orang Desa masih menjaga budaya dan adat istiadat yang baik 10. Orang desa arif dan ramah 11. Orang Desa masih menjaga pantangan (larangan/gak ilok) 12. Suka menolong prinsipnya mangan ora mangan sing penting ngumpul 13. Orang Desa masih ingat penanggalan khas daerahnya."

"Saya setuju dengan Chairil. Sebagai Orang desa yang punya kebiasaan baik khas orang desa. Tentu kita harus jadi orang desa. Di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung." Ucap Rahman

Lalu Gunawan membacakan Puisinya Umbu Landu Paranggi yang berjudul "Apa Ada Angin di Jakarta"

Apa ada angin di Jakarta
Seperti dilepas desa Melati
Apa cintaku bisa lagi cari
Akar bukit Wonosari
Yang diam di dasar jiwaku
Terlantar jauh ke sudut kota
Kenangkanlah jua yang celaka
Orang usiran kota raya
Pulanglah ke desa
Membangun esok hari
Kembali ke huma berhati

Mereka kini sepakat bahwa harus menjaga dan terus melestarikan kebiasaan-kebiasaan khas orang desa sebab jika dihitung memang kebiasaan orang desa lebih mulia daripada kebiasaan orang kota. Mereka juga kini mempelajari tanggalan jawa. Mereka sangat bangga jadi orang desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun