Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Satu Dekade Rendra, Megatruh!

11 November 2019   13:32 Diperbarui: 11 November 2019   15:05 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Hari Kamis (7 November 2019) bertempat di Gedung PPHUI (Pusat Perfilman H. Usmar Ismail) Jakarta, Cak Nun didapuk menjadi salah satu narasumber dalam acara Rindu Rendra Megatruh. Bersama Adhie M. Massardi.

Acara ini selain bertujuan menghidupkan kembali karya -- karya Rendra juga sebelumnya diputar film "Yang Muda Yang Bercinta" dimana Rendra berperan sebagai tokoh utama bernama Soni. Dan juga ada pameran foto dari almarhum Rendra.

W.S Rendra yang dijuluki Sang Burung Merak tak terlepas dari kisah saat Rendra mengajak seorang kawan dari Australia ke Gembiraloka.
Manakala tiba di sangkar burung merak jantan yang dikerubungi banyak betina, Rendra langsung mengatakan, "Seperti itulah saya." Rendra memang menarik atensi jamak orang di sekitarnya. Ia seperti magnet yang tiap orang di sekelilingnya terpukau atas kepribadian sekaligus rekam jejaknya di pelbagai ranah. Khususnya dalam ranah kesenian maupun kesusastraan.

Di acara itu, Adhie M Massardi mengutarakan bahwa Rendra sejak zaman dahulu sudah menjadi semacam magnet bagi kawan perjuangan terutama bagi kalangan mahasiswa bahkan Beliau mengatakan seorang aktifis harus tahu dan pernah menampilkan karya Rendra baru bisa disebut aktifis. Sebegitu sentralnya Rendra, Beliau juga menyamakan Rendra dengan GusDur. Dua sosok yang beliau kagumi. Jadi, alangkah ruginya bangsa ini jika tidak mengenal Rendra.

Senada dengan hal itu, Cak Nun mengelaborasi lebih luas lagi bahwa kita yang butuh Rendra. Indonesia yang butuh Rendra bukan malah sebaliknya. Hal ini beliau utarakan atas kelucuan bangsa ini dimana saat itu, justru meninggalnya Mbah Surip lebih dihormati dan diakui oleh Pemerintahan SBY daripada Rendra. Padahal penyair besar itu sedang terbujur melawan penyakitnya. Seharusnya Pemerintah tahu porsi dan porsi. Alangkah ruginya bangsa ini jika Rendra Penyair Besar kita justru terlupakan begitu saja.

Beliau juga menyebut Rendra sebagai keindahan. Seperti yang biasa digaungkan dalam Maiyahan bahwa Keindahan adalah tingkat tertinggi dimana baik dan benar harus mewujud dengan perilaku keindahan.

Dalam sesi tanya jawab ada seorang tokoh (muridnya Rendra di Bengkel Teater Jogja) menjelaskan bahwa Rendra terkenal disiplin dan keras dalam melatih anak didiknya tanpa tebang pilih. Pernah disuruh jalan kaki sampai pantai parangtritis dilarang makan dan minum hanya untuk menghayati perjalanan. Ajaibnya ketika sampai pantai, rasa lapar dan haus hilang seolah jiwanya menyatu dengan semilir angin, suara ombak pantai dan jalanan. Itulah laku tarekat. Jika muridnya saja dididik seperti itu, lalu bayangkan betapa kerasnya laku dari Rendra.

Cak Nun juga menyebut bahwa Rendra pernah bertanya tentang Tuhan dan ketika beliau menjelaskan tentang nyawiji dimana Tuhan lebih dekat daripada urat leher kita, Rendra menangis haru. CakNun seolah jadi tiang pancang perjalanan spiritual Rendra menuju Ilahi.

Hadir pula di acara, Pak Taufik Ismail yang khusus membacakan puisinya untuk Rendra, kawan karib seperjuangannya.

Di akhir acara, semua hadirin bersama-sama sepakat bahwa kita butuh menghidupkan kembali karya -- karya Rendra. Keindahan Rendra jangan sampai dilupakan ditengah carut marutnya persoalan bangsa ini sebab karya Rendra bisa jadi semacam korek yang bisa menyalakan api sejarah perubahan. Rendra adalah keindahan itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun