Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Nisan itu Tertulis "Maafin Papa"

9 November 2019   05:44 Diperbarui: 9 November 2019   05:48 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak Darsin langsung mencoba mengecek denyut nadi Darim dan kosong, Darim meninggal. Pak Darsin ketakutan, ia menangis sejadi-jadinya. Ia menggaruk-garuk seakan -akan ingin merobek wajahnya dengan tangan, frustasi. Air matanya membanjiri wajah.

Warga yang mendengar tangisan Pak Darsin yang keras bagai suara mesin pemotong pohon, berduyun-duyun datang. Mereka mendapati Darim tergeletak terbujur kaku dengan kepala bersimpah darah dan disampingnya ada Pak Darsin sedang membanjiri pipinya dengan air mata.

Pak Darsin langsung diringkus warga dan dibawa ke kantor polisi. Demikian Lira juga dibawa polisi akibat terbukti membiarkan kekerasan terjadi.

Jenazah Darim dikuburkan di pemakan umum dan di nisannya tertulis "Maafin Papa".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun