Akibat tertangkap basah berduaan sebelum subuh, Suasana pondok yang biasanya lesu dan hanya diisi oleh beberapa santri yang masih terjaga untuk I'tikaf kini mendadak gaduh. Satpam pondok tanpa klarifkiasi dan observasi yang mendalam langsung mengumumkan dengan toa perihal apa yang ia ciduk
"Ada santri yang tertangkap berduaan sebelum subuh di atas menara. Ayo kita arak dan tazir" Pekik Satpam pondok
Satpam pondok melanjutkan, "Tuhan menghadirkan perasaan cinta untukmu supaya kamu BerSYUKUR bukan malah kamu lampiaskan untuk berbuat KUFUR !"
Santri-santri yang masih di dalam kobong mendadak keluar semua, santri yang sedang I'tikaf juga terpancing untuk keluar dari masjid. Abah yang sedang suluk di ruangannya terpaksa berhenti, tampaknya ia harus bertindak. Semua berkumpul di tengah halaman pondok. Suasana ramai dan gaduh.
Abah langsung mengambil komando,
"Santri-santri semuanya. Tenang ya. Jangan main hakim sendiri, jangan suudzon dulu. Ada baiknya kita semua mendengar ceritanya dulu. Apalagi ini mendekati sholat subuh. Kasus ini kita lanjutkan setelah sholat subuh saja, silakan semuanya kita puji-pujian dulu ya" Ucapan Abah yang bijaksana langsung membuat semua santri terdiam dan nurut
Azmi meskipun tidak bersalah tetap panik terlihat dari keringat menguncur di kepalanya, padahal suasana masih dingin. Tampaknya berkumpulnya banyak santri membuat suasana menjadi hangat.
Sedangkan Nafiza cuek bebek tenang sebab karena ia yakin tidak bersalah, bahkan ia langsung menjawab tudingan satpam pondok dengan langsung mendatangi posisi abah sendiri. Minta izin menggunakan toa untuk klarifikasi.
"Semestinya kalian jangan suudzon dulu pada saya dan Azmi. Suudzon itu dosa. Kami tadi berdiskusi tentang agenda kami besok lusa sebagai tim dakwah yang bertugas berdakwah ke anak-anak jalanan dan pengemis. Coba tanyakan saja pada Abah. Satu hal lagi, buat santri yang molor saat subuh. Giliran ada ginian kalian bangun padahal biasanya untuk bangun sholat jamaah subuh kalian susah." Jawaban Nafiza seakan begitu telak dan menyindir para santri gincu yakni santri yang hanya bangga dengan simbol kesantriannya belaka
Lantunan tarhim dikumandangan dan bait-bait Abunawas diperdengarkan sebagai bagian kekhasan sebelum adzan subuh dikumandangkan.
Setelah sholat subuh, Santri jeda istirahat sebentar sampai jam tujuh pagi. Tentu kemudian harus mengaji kitab kuning : ada yang belajar Safinatun Najah, Sulam Taufik, Tafsir jalalin, Nadzom Jurumiyah, Nadzom bait-bait Alfiyah ibnu Malik dsb
...