Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jamaah Pamung Nepotismeyah

18 September 2018   16:14 Diperbarui: 18 September 2018   16:27 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pemerintah Desa Negeri Kritiong telah sepakat akan membuka pendaftaran calon pamong baru. Ada empat posisi yang akan direbutkan dalam kompetisi ini sebab pamong sebelumnya sudah masuk masa pensiun. Sudah udzur waktunya diganti. Layaknya pohon yang sudah lapuk maka perlu regenerasi bibit-bibit baru. Tetapi bibit-bibit pun juga harus dipilah dan dipilih yang unggul. Pamong yang seharusnya bernilai amanat kini tampaknya sudah berubah menjadi siasat. Cara-cara gelap bisa saja dilakukan. Dan itu bukan menjadi rahasia umum lagi sebab Uang adalah Tuhan kedua bagi dedengkot-dedengkot busuk pelaku KKN.

Mungkin saja mereka terkenal alim dan bijaksana di Desa Kritiong juga terkenal ramah tamahnya namun hati kecil mereka diam-diam menyembah Uang. Walau fikiran mereka tentu menolak hal itu. Alasan sederhana pun bisa dipakai ; Kan korupsi sedikit tentu bisa lah membersihkannya dengan rajin sholat.

"Nyun. Besok kamu daftar bagian bendahara desa saja. Kalau Baldun daftar bagian Carik. Kalau Donjun nanti daftar di bagian penghulu. Nanti yang lain bisa diaturlah. " Ucap Pak Borin Pria Kurus kacamata yang akan melantik dan memilih audisi pamong di Desa Kritiong kepada Munyun. Tetangga rumah dan saudara dari Munyun.

"Siap Pak. Nanti Kalau jadi. Bisa cairlah." Jawab Munyun dengan pernyataan layaknya teka teki berhadiah

Masyarakat Desa Kritiong memang terkenal baik-baik orangnya namun sayangnya banyak yang tidak kritis pada urusan Pemerintahan desa. Banyak yang berfikir pasrah saja dan tidak mau ribet. Apalagi kalau yang jadi Pamong nanti saudaranya sesepuh dan kyai tentu alam bawah sadar mereka meyakini dengan penuh kepastian : Pasti amanat.

Memang aneh sekali peraturan di Negeri Kritiong kalau pamong yang jabatannya seumur hidup itu harus dibawah kendali lurah yang jabatannya hanya lima tahun. Tentu ini lucu sekali sebab apakah lurah mampu melawan hegomoni persatuan pamong jika saja sudah melakukan jamaah korupsiyah. Pasti akan ketar ketir dan geleng- geleng kepala dan mundur menjadi pengikut Jamaah Nepotismeyah.

Hari penilaian calon pamong baru semakin dekat. Banyak yang mau menyalonkan diri. Ada yang berbekal niat saja. Ada yang berbekal ilmu pengetahuan formal yakni kekuatan ijazah. Ada yang berbekal relasi. Ada yang berbekal keyakinan memajukan desa.

Dari kesemuanya itu yang relasilah yang akhirnya menang. Munyun saudaranya Pak Borin. Baldun menantunya Mantan Carik Jancun. Donjun muridnya Carik Jancun.

Munyun, Baldun dan Donjun berhasil mendapatkan kupon mancing berhadiah sayangnya pancingnya hasil curian dan curang. Apakah ikan yang mereka dapat nanti bernilai halal ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun