Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tragedi Kuda Goyang

16 September 2018   05:40 Diperbarui: 16 September 2018   06:02 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak Ali adalah Pemilik kuda goyang di Desa Rejokari. Kesehariannya selain melatih kudanya goyang juga merangkap sebagai pelatih musik pengiring kuda. Beliau rajin dan semangat menggapai mimpinya ; Tukang Ahli Kuda goyang.

Berkat tangan dingin Pak Ali banyak pemuda tanggung kini sudah ahli bermain musik dan siap tampil kalau-kalau diundang hajatan yang menggunakan media kuda. Beliau berusaha mati-matian tetapi yang dilihat masyarakat adalah hasil.

Penunggang kuda memang identik dengan Ksatria kekar Pemberani pembasmi kejahatan lengkap dengan baju perang dan pedangnya sehingga Kuda selalu menjadi hewan hits hajatan. Kalau diadakan semacam nominasi award barangkali Kuda selalu juara. Selain ia lincah, ia juga terkenal patuh pada tuannya.

Hingga hari penantian debut pun dimulai. Pasukan Kempot yakni Grup Kuda Goyang asuhan Pak Ali akan tampil.

Ada Desa yang mengadakan arak-arakan/ iring-iringan. Tradisi Iring-iringan memang unik. Selain sebagai rasa syukur karena telah khatam membaca Alqur'an juga sebagai tanda bahwa Di Desa tingkat keguyubannnya jauh lebih baik daripada di Kota yang cenderung apatis dan egois. Dan Rezeki yang tidak diduga-duga sering terjadi di Desa.

Khitanan, Mayoran, Mitoni, Mapati, Muludan, Khataman, Wetonan dan masih banyak lagi.

Biasanya di depan ada polisi pengawal lengkap dengan mobil polisi, kemudian spanduk Nama Masjid yang dipegangi sebagian santri lalu dibelakangnya lagi ada Kirab bendera Indonesia, Hiasan Rontek sampai Pasukan Drum Band yang mengambil siswa sebagai penabuhnya. Selain siswa itu belum memikirkan duit juga siswa pun sudah amat senang kalau-kalau bisa tampil. Apalagi yang jadi mayoret tentu akan jadi pusat perhatian banyak orang. Orang tuanya akan bangga apalagi Gurunya.

Sedangkan pasukan kuda lengkap dengan tabuhannya berbaris dibelakang sangat rapi. Kadang-kadang bau miras menyelimuti para penabuh. Lagu Dangdut Koplo tentu asyik buat jogetan ria. Anak-anak kecil berubah jadi Tukang Sawer.

Pak Ali ingin membungkam kepercayaan itu. Ia ganti biduan wanita dengan Biduan Pria. Ia ganti Lagu Dangdut dengan Lagu Religi.

Pemuda-pemudi Desa antusias menyambut dan memfasilitasi jalannya acara. Sebagian mendukung gerakan Pak Ali. Sebagian lagi mencibirnya.

Kuda Pak Ali pun bergoyang-goyang lalu penunggang kuda itu terseok dan jatuh. Keluarga penunggang kuda kalap dan marah.

Kuda Pak Ali dihajar sampai mati. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun