Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Sepeda, Becak, Motor, Mobil sampai Larangan Becak, Kok Begitu?

20 Januari 2018   15:28 Diperbarui: 20 Januari 2018   15:57 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: metropolitan.kompas.com

Apa salah becak ? Lho kok dilarang. Lho kok banyak yang menolak keberadaannya. Mentang-mentang sudah merasa maju pakai teknologi zaman now, terus bilang becak kalah saing. Kampungan. Heuheuheu. Bapak-bapak ini yang pandai-pandai dan terhormat, begini ya Pak. Bapak terlalu maju nanti kecebur lho.


Awal mulanya kita mengenal sepeda, semua naik sepeda, semua membanggakan sepeda. Saat itu yang berjalan kaki kalah cepat bahkan dibilang tidak maju. Lambat laun muncul modifikasi menjadi becak, lambat laun sepeda juga kalah saing sehingga hanya digunakan sebagai media pribadi sedangkan becak digunakan alat transportasi umum. 

Seiring berjalannya waktu, muncul lagi sepeda motor. Orang berduyun-duyun membeli sepeda motor. Yang punya duit membeli, yang kepengin beli tapi belum punya duit menjual tanah atau kredit motor, yang benar-benar tidak punya duit hanya menyawang saja. 

Zaman berlanjut, munculah sampai kini internet dengan kecanggihannya. Motor dan mobil kini pun bisa dionlinekan, Kita lupa bahwa dulu kita juga pernah memakai becak, sepeda. Kacang lupa pada kulitnya.


Proses hidup terus berjalan, teknologi berkembang dan masyarakatpun berhak memilih transportasinya masing-masing. Tukang becak pun berhak dong ikut meramaikan jalanan, jangan  mentang-mentang sudah maju dan hebat jadi ngeh melihat becak. 

Dulu kalian juga pernah mengalami atau nenek moyang kalian. Ada hak tukang becak untuk menarik becak, masa gara-gara suudzon katanya banyak kecelekaan atau nanti banyak orang kampung narik becak ke kota. Mereka manusia dan mereka butuh makan. Jangan mentang-mentang sudah merasa manusia zaman now dikira mereka manusia zaman old.


Yang salah bukan becaknya tetapi peraturan jalanan harus diperketat, bukan malah memberangus tukang becak. Becak seharusnya boleh beroperasi dimanapun juga tetapi juga harus memenuhi dan mematuhi peraturan lalulintas. 

Kewajibannya sama dengan pengendara lain, katanya becak berpotensi melawan arus. Mobil dan motor juga banyak yang melawan arus? Yang salah becaknya atau orangnya? Jangan tebang pilih nanti jadi ambruk.


Mari perbaiki bersama-sama kesadaran berlalulintas yang baik. Bagi saya pribadi, semua transportasi berhak dan punya hak untuk di jalanan. Kecuali, kereta api itu haram di jalanan raya. 

Atau mobil-mobilan mainan juga tidak boleh ada dijalanan. Kalau perlu tank dipersiapkan juga ya, untuk mengangkut sampah-sampah yang manusia zaman now terlalu enteng untuk membuangnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun