Mohon tunggu...
AAA. Muh. MBambaNg MPragoLO
AAA. Muh. MBambaNg MPragoLO Mohon Tunggu... Administrasi - Mbah NGgantheNg / XCode
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk melihat profile, klik disini : \n https://www.orang-cerdas.co.id \n https://www.orang-gantenk.co.id \n https://www.orang-cerdik.co.id \n https://www.orang-ndlahom.co.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tukang Sapu Itu Menteri Kabinet

5 Desember 2019   23:25 Diperbarui: 5 Desember 2019   23:31 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biasanya tukang sapu jalanan itu TLH

Merekalah pahlawan-pahlawan kebersihan dan keindahan kota

Mereka bergaji rendah jika dikomparasi dengan direktur atau komisaris

Tapi mereka lah pejuang gigih dan ikhlas, hari subuh sudah bersiap menyapu jalanan

hingga mentari menjelang peraduan pun selalu siap menyapu sampah-sampah jalanan berserak

Itulah tukang sapu kebersihan jalanan dan kota.

*

Korupsi, koruptor, pengembat duit negara juga sampah masyarakat dan sampah negara.

So, tukang sapu bersihnya sudah sewajibnya seorang menteri kabinet.

*

Gua dibarisan pendukung pak Erick Thohir.

Gua suka gaya Elo pak menteri.

Sapu bersih dan tuntas tas tas tas ken...

Jangan dikasih kendor pak...

Tukang sapu bersih koruptor itu memang harus menteri kabinet.

Lanjutken, pak...

Bravooo !!!

*

Quote :

Ada komponen Harley-Davidson dan sepeda Brompton dalam penerbangan pesawat baru
 
 
"Apalagi, visi presiden yang bicara cipta lapangan kerja, ternyata BUMN ini punya anak hanya menggemukkan diri dan diisi cuma kroni-kroni oknum bahkan orang-orang, mohon maaf saya bukan anti orang tua, saya sangat apresiasi, tapi kalau diisi pensiunan sedangkan 58% penduduk Indonesia di bawah 35 (tahun) berarti kan tidak membuka lapangan kerja,"

*

SaLam NggantheNg ALways

AAA^NhuzQ - MBP


 
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun