Ini adalah kilas info hasil analisa lapangan.Bukan bentuk SARA, hanya fakta dan analisa lapangan saja.
Hasil analisanya, sebagai berikut :
Mayoritas pemilih Jokowi (dalam jumlah besar) adalah warga NU dan warga Muhammadiyah dengan tipe suku terbanyak dan mayoritas bersuku Jawa. Dan yang masih sangat kuat memiliki tradisi keseharian dan memegang teguh budaya kentalnya dalam kesehari-hariannya.
Kelompok ini adalah kelompok terbesar dalam jumlah suara pemilihnya.
Sementara, kubu Prabowo hanya mampu merebut suara dari pemilih suku jawa (yang cukup signifikan), pada kelompok keturunan jawa atau jawa perantauan di luar area wilayah Jatim dan Jateng.
Hal ini cenderung terjadi karena faktor tradisi yang sudah agak mengendor, memudar atau luntur dari ikatan tradisinya pada kelompok ini. Sehingga agak lentur untuk dipengaruhinya.
Namun dari keseluruhan total jumlah suara kelompok yang cenderung pro ke Prabowo ini jika dikomparasi dengan masa suara yang pro Jokowi, maka Prabowo masih sangat jauh tertinggal dalam hal jumlah suara.Semua itu karena faktor kedekatan "rasa" budaya yang tanpa tersadari lebih condong sangat menguntungkan Jokowi dan Kyai Ma'ruf, karena masih lekat dan kentalnya "kesamaan rasa" tradisi yang seakan mendekatkan dan seolah tanpa jarak.
Demikian sekilas info analisis.
Dan ini bukan SARA, ini hanyalah hasil fakta pengamatan lapangan belaka.
Jadi kesimpulan sementara, lumbung suara terbesar Jokowi akan diperoleh dan masih berada pada lingkup :Â
1. Mayoritas Warga NU
