Mohon tunggu...
Aura
Aura Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Menulis supaya tidak bingung. IG/Threads: aurayleigh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cileunyi pada Hari-Hari Mudik Lebaran

7 Mei 2021   13:46 Diperbarui: 7 Mei 2021   22:56 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto humas Polresta Bandung via Kompas.com

Tahun ini Gerbang Tol Cileunyi Kabupaten Bandung, Jawa Barat menjadi salah satu titik penyekatan mudik 2021 dalam rangka larangan mudik lebaran untuk mengantisipasi penularan Covid-19 secara masif.

Menurut sebuah kanal berita online, kemarin, Kamis 6 Mei 2021, ratusan mobil yang keluar melalui Gerbang Tol Cileunyi -- sebagian besar hendak menuju Jawa Tengah - diminta putar balik. Adapun di hari yang sama, situasi lalu lintasnya sebatas ramai lancar saja. Pada bulan April sebetulnya penyekatan sudah dilakukan secara bertahap. Ketika itu, 395 kendaraan berpelat Jakarta dan Bogor diminta putar balik karena tak bisa menunjukkan surat keterangan hasil tes swab antigen.

Situasi mudik lebaran 2021 tentu sangat berbanding terbalik dengan masa sebelum pandemi melanda. Kawasan Cileunyi selalu menjadi titik mudik yang macet parah. Dari arah jabodetabek dan Bandung, para pemudik bertemu di Cileunyi, bergerak menuju jalur pantura melalui Cirebon atau jalur selatan melalui Tasikmalaya untuk mencapai Jawa Tengah atau Timur.

Maka bagi warga Cileunyi seperti saya, dalam kurun waktu yang lama, hari-hari menjelang lebaran selalu merupakan hari-hari yang bising. Jika harus keluar rumah, kita bisa menyaksikan para pengendara berpesta klakson. Kemacetan bahkan bisa memaksa pengendara untuk tidak bergerak selama berjam-jam.

Sejak kecil, saya akrab dengan pemandangan para penjual takjil di jalanan sekitar gerbang tol Cileunyi yang menawarkan takjilnya pada para pemudik yang belum menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Para pemudik adalah ladang subur bagi penjual beragam makanan pada sekitar waktu berbuka puasa.

Akrab juga bagi saya deretan mobil berlogo stasiun televisi dengan parabola di atasnya. Mobil-mobil itu diparkir di tepian jalan untuk meliput kemacetan mudik lebaran. Tahun ini tentu akan tak jauh beda situasinya. Hanya saja, stasiun-stasiun televisi dan kanal-kanal berita bukan memberitakan kemacetan Cileunyi, melainkan keadaan penyekatan lalu lintas dalam rangka larangan mudik lebaran 2021.

Larangan mudik lebaran 2021 ini diatur dalam Pasal 3 ayat (3) dan (4) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Idul Fitri 1442 Hijriah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19. (Download di sini)

Situasi pandemi yang belum juga reda membuat bulan Ramadan tahun ini lebih memancing kesabaran jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu sangat signifikan karena tradisi lebaran di Indonesia identik dengan keguyuban dan kebersamaan (baca: kerumunan).

Tahun ini, hanya mudik lokal yang diizinkan. Selama tujuan mudik masih berada di dalam wilayah aglomerasi (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat), pemudik bisa dengan bebas mendatangi kampung halamannya.

Dua tahun belakangan pada hari-hari mudik lebaran, kawasan Cileunyi kehilangan keriuhannya. Sebagai salah satu titik penyekatan mudik 2021, ia menjadi gerbang penentu yang membatasi pemudik. Setelah ada anggota keluarga yang meninggal karena Covid-19 dan mendengar cerita para kolega yang sempat terjangkit, saya melihat larangan mudik 2021 bukan sebagai larangan untuk pulang dan mengasihi keluarga melainkan larangan agar kita tidak boleh menderita rindu lebih lama lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun