Mohon tunggu...
Aura
Aura Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Menulis supaya tidak bingung. IG/Threads: aurayleigh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Tanah Para Buyut

12 Juli 2017   11:15 Diperbarui: 12 Juli 2017   18:06 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempo/Amston Probel

"Nikmat sekali."

"Mimpi lu!" Tamim bersandar di ujung pintu. Ia mencibir.

"Iya, memang mimpi, tapi sepertinya ini wangsit dari Yang Maha Kuasa! Gue yakin sekali!" Abdul balik mencibir.

Nikmat yang dibawa Abdul itu sudah lama dinanti oleh para perantau. Mereka datang dari berbagai pelosok tanah Jawa, menetap lama, berkeluarga di tepian kali. Rumah-rumah semakin padat. Ketika aroma tepian kali menjadi beragam dan makin menusuk, dunia mendadak warna-warni. Keadaan itu membuat Abdul menjadi paranoia. Ia jadi sering mendapat mimpi menyeramkan tentang peristiwa yang akan merenggut pelangi milik mereka.

"Dul, tumben banget mimpi lu indah."

"Itu kenapa gue yakin, mimpi tadi teh wangsit! Dermawan itu pasti datang."

Yadi, ketua RT 6 datang dengan nafas memburu. Matanya mendelik ketika mendengar seorang pendatang dibicarakan secara antusias di warung makan. Tak seorang pun boleh masuk kampung tanpa sepengetahuan ketua RT.

"Tamu 1x24 jam wajib lapor. Empat periode nggak ada yang berani langgar pak ketua. Siapa yang bakal datang?" Ia memelintir pisang muli dari sisirnya.

"Seorang dermawan, pak!" Abdul menyeringai. Ia lalu menggeliat lagi. Gelagatnya seolah menyiapkan diri menghadapi peristiwa penting.

"Siapa, Dul?"

"Nih, pak, pokoknya ada dermawan akan datang. Orangnya baik. Penyayang, kaya raya, dan yang penting, mau membantu kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun