"Sebenarnya, banyak yang ingin aku ungkapkan yang tak sanggup aku jelaskan dan yang tak bisa kau dengarkan akibat banyaknya makna yang tersirat di dalamnya.
Kamu tau, semenjak kepergianmu, aku berjuang sepanjang malam agar hatiku tetap terjaga melawan kesedihan.
Aku berusaha agar kesedihan itu tak semakin menjadi tapi aku gagal juga.
Memang aku telah mengikhlaskan langkah kakimu yang semakin menjauh itu.
Tapi, hatiku masih saja menganggap kamu masih di situ bersama kenangan yang pernah kau torehkan.
Kenangan yang tak bisa, bahkan yang sulit untuk ku kubur dalam-dalam.
Apa mungkin kau sudah melupakanku? Apa kau sudah menemukan 'seseorang' mu? Tak mengapa bagiku, asal kau pun bahagia, bila aku harus berjuang kembali melawan rasa yang tak bisa dibohongi ini.
Sejujurnya, rasaku ini tak pernah padam untukmu. Entah kapan, tapi belum untuk saat ini.
Aku menyayangkan kamu yang begitu rela mengetahui bahwa aku di sini bersedih dengan sikapmu yang berubah, tapi kamu tak ada rasa sedikitpun mengubahnya menjadi bahagia.
Aku tau kita bukan yang dulu.
Aku tau.