Mohon tunggu...
Aa RuslanSutisna (Mata Sosial)
Aa RuslanSutisna (Mata Sosial) Mohon Tunggu... Simple

Simple dan enjoy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mata Sosial: Menyelami Pemikiran Dr. Awan Setiawan dalam Konsep Parawisata

17 Mei 2025   00:56 Diperbarui: 17 Mei 2025   00:56 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemikiran Dr. Awan Setian dalam perspektif Mata Sosial mencerminkan visinya tentang pembangunan daerah yang berkelanjutan, khususnya dalam sektor pariwisata. Ia percaya bahwa Sukabumi memiliki semua elemen untuk menjadi destinasi wisata unggulan, tetapi perlu pengelolaan yang strategis dan partisipasi aktif masyarakat.

Paradigma Pembangunan dalam Kacamata Mata Sosial

Dalam wawancara eksklusifnya, Dr. Awan menekankan bahwa pariwisata bukan sekadar eksploitasi alam atau peningkatan jumlah wisatawan, tetapi membangun ekosistem yang menyelaraskan tiga aspek utama:

  1. Lingkungan -- Pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan dan tidak merusak ekosistem.

  2. Ekonomi -- Pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor kreatif, agrikultur, dan budaya.

  3. Sosial -- Pemberdayaan masyarakat agar memiliki peran aktif dalam industri pariwisata.

"Wisata yang berkembang pesat adalah wisata yang berakar pada kekuatan lokal. Bukan hanya soal pemandangan, tapi bagaimana masyarakat ikut menjadi bagian dari ekosistemnya," ujar Dr. Awan.

Transformasi Sukabumi: Dari Potensi ke Kenyataan

Sebagai seorang akademisi, Dr. Awan melihat bahwa Sukabumi membutuhkan model pembangunan yang lebih inklusif. Salah satu konsep yang ia dorong adalah Avropark, yang menggabungkan wisata alam, edukasi, dan budaya dalam satu kawasan terpadu. Gagasan ini mencerminkan pendekatan holistik yang menghubungkan industri pertanian, pariwisata, dan ekonomi kreatif dalam satu ekosistem yang saling mendukung.

Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya pembangunan aksesibilitas, seperti percepatan Tol Jagoratu, yang akan membuka peluang lebih besar bagi wisatawan dan investor. "Pariwisata tanpa akses yang mudah akan sulit berkembang. Infrastruktur adalah kunci, tetapi bukan satu-satunya. Kita juga harus memastikan kesiapan masyarakat dalam menyambut wisatawan," jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun