Terjalnya tebing kau lewati
Tingginya gunung kau pun daki
Luasnya lautan kau juga sebrangi
Demi dia yang tak pasti bahagia
Ada cinta walau dengan penuh dusta
Dia yang kau damba telah mendua
Sekarang bisingnya kota tinggalkan sejuta duka
Debu jalanan tebal dimuka
Raih cita demi si dia
Dia yang telah mendua
Ah kau diperbudak cinta mati
Yang tak pernah ada jadi bukti
Hanya segudang janji
Kau pun akhirnya frustasi
Gila, gila, gila kau memang gila
Tak tahu mana cinta mana dusta
Akhirnya kau tinggal sengsara
Diujung pantai kau sendiri
Melihat riak ombak yang berarak
Pasir pun ikut terbahak
Lihat kau yang hidup seperti mati
Gunung pun bisikan tebing
Tebing pun bisikan laut
Kau pun bisikan udara
Udara pun berhembus ke kota
Mereka semua cerita
Kau memang bodoh dan gila
Tak tahu mana cinta mana dusta
Catatan Mata Sosial
Tulas tulis menjelang Dzuhur
Sukabumi, Kamis 31 Maret 2022.