Mohon tunggu...
Ahmad Damanhuri
Ahmad Damanhuri Mohon Tunggu... Administrasi - Iman dan amal harus seiring
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

aktivis sosial kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Di Toboh Ketek, Tawa dan Air Mata Warnai Perpisahan Mahasiswa KKN Unitas

23 Agustus 2019   10:08 Diperbarui: 23 Agustus 2019   10:40 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Awalnya, saya minta hadir sesekali di kantor. Eh, nyatanya mereka bisa dan menyanggupi tiap pagi, terutama pada saat jam kerja," sebut Muhammad Nasir. Jadi, dengan itu pula banyak persoalan yang dipecahkan selama mereka hadir dan bicara sewaktu di kantor nagari tersebut.

Alhamdulillah, lanjutnya, mungkin selama KKN mahasiswa tak pernah menemui kendala yang berarti. "Dimanapun kendalanya, selalu ada jalan keluar. Mau mencari bahan baku untuk pupuk, ada mobil yang disediakan. Pokoknya, mahasiswa bagaikan anak nagari Toboh Ketek itu sendiri," ungkapnya.

Tak hanya Walinagari Muhammad Nasir yang menitikan air mata sampai membasahi wajahnya dari genangan banjir air mata haru, tetapi juga seluruh mahasiswa, tokoh pemuda, tokoh perantau, dan masyarakat secara umum yang hadir dan menyaksikan malam perpisahan dan hiburan yang berlangsung hingga dini hari tersebut.

Apalagi, masing-masing kelompok mahasiswa KKN lumayan dan amat dekat dengan walikorong tempat mereka tinggal. "Bapisah bukannyo bacarai. Kita tetap bersama. Silakan kembali ke Toboh Ketek. Pintu selalu terbuka untuk mahasiswa Tamsis," kata Walikorong Simpang Tigo, Indra Yanuar.

Ucok, begitu Indra Yanuar sering disapa banyak orang di Toboh Ketek, terkenal dengan walikorong gaul. Disebut demikian, lantaran Ucok juga pemain orgen tunggal. Senang bergaul dengan mahasiswa KKN. 

Sesekali dia mengajak mahasiswa membuat acara begadang, membakar ikan bersama. Dan bahkan ada pula diajak mandi-mandi ke luar daerah, sebagai hiburan sekalian menghilangkan rasa jenuh mahasiswa di posko KKN.

Lagu yang diciptakan Armontoni, mahasiswa kelompok III membuat suasana antara mahasiswa dan masyarakat Toboh Ketek semangkin cair dan amat sangat akrap. Apalagi lagu itu menggambarkan seluruh potensi alam, gambaran alam Toboh Ketek, akan membuat perantau nagari itu ingin cepat pulang.

Lagu telah disebar lewat sosial media youtube, dan dalam waktu sekecap lagu itu sudah banyak penggemarnya. Armontoni menyerahkan hak ciptanya ke Nagari Toboh Ketek. "Silakan diperbanyak CD-nya nanti. Boleh dikomersilkan sebagai pemasukan untuk nagari," pinta Armontoni yang juga Sekretaris Walinagari IV Koto Aua Malintang Selatan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun