Mohon tunggu...
Ahmad Damanhuri
Ahmad Damanhuri Mohon Tunggu... Administrasi - Iman dan amal harus seiring
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

aktivis sosial kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Amir Hosen, Petani Organik nan Hebat Meneliti Sumber dan Sifat Rahasia Alam

14 November 2018   11:51 Diperbarui: 14 November 2018   12:05 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : Dokpri

Siang itu cuaca lumayan terik. Amir Hosen, seorang petani organik yang sudah meraih sertifikat pangan organik dari Lembaga Sertifikasi Organik Sumatera Barat tampak lagi santai. Pensiunan PNS yang sudah berusia 80 tahun lebih ini baru saja bekerja sambil mengeluarkan peluhnya.

Dia terkenal dengan petani segala macam buah-buahan, sayur-sayuran, sampai kepada budi daya ikan di kolam anti gempa yang penuh di sekeliling rumahnya. Di sela-sela kolam yang dibikinya dari traval inilah segala jenis tanaman buah dan sayur dia tanam, dan tumbuh dengan baik dan rancak.

Ditemui di rumahnya, Padusunan, Kota Pariaman tampak dia senang dengan aktivitas yang memanfaatkan hari tuanya itu. Kondisi umurnya, tampak sedikit beda dengan usia yang dia pakai saat ini. Amir Hosen tampak muda dan enerjik, meskipun berusia diatas 80 tahun.

"Resepnya itu tadi. Organik. Diolah sendiri dari alam. Tidak belajar melalui buku, atau dibangku pendidikan laksana sarjana pertanian yang menimba sekian tahun ilmu. Banyak orang menyebutkan markisah tak bisa tumbuh di kampung awak. Tapi saya coba, dan itu tumbuh, dan sudah berbuah pula," kata dia.

Amir Hosen adalah Ketua Kelompok Tani Terpadu Messra. Nama messra dia artikan sebagai; meneliti sumber dan sifat rahasia alam. "Sangat banyak rahasia alam yang masih belum bisa kita ketahui. Semua yang ditumbuhkan alam punya rahasia dari Yang Maha Kuasa. Kita harus menggali dan mengetahui itu, agar bisa dimanfaatkan dengan sebenarnya," sebut Amir.

Amir Hosen tak ingin jadi petani robot yang hanya terpaku pada buku pentunjuk. Dia menjadikan dirinya sebagai petani inovasi. Disamping bermanfaat untuk dirinya, juga banyak orang yang menumpang hidup dengan ilmu yang dikembangkannya itu. Malah di tempat itu juga telah dijadikan sebagai Pusat Pelatihan Pertanian Perikanan Pedesaan (P4S). Lembaga ini punya lisensi dan serifikat, dan ditetapkan sebagai P4S wilayah Sumatera.

Tak heran, para petani dari berbagai daerah di Sumatera datang ke kampungnya, Padusunan untuk belajar dan menimba ilmu pertanian organik. "Khusus kolam ikan traval ini dikembangkan gurami dan ikan patin. Kalau disini traval plastik ini bisa tahan 16 tahun. Dan itu telah dibuktikan," ungkapnya.

Pekan depan, ditempat Amir Hosen ini dilakukan kemah selama seminggu bagi gelanggang alam petani organik. Tentunya, para petani dari berbagai daerah yang ada di Sumbar dan luar Sumbar akan berkumpul bersama. "Sejak awal soal pertanian dan perikanan ini, saya cuma mencoba. Rancak dan bisa berkembang, ya, diteruskan dan dilanjutkan saja. Tidak ada yang terstruktur seperti juklak juknis yang dikembangkan secara sistematis oleh pihak Dinas Pertanian," katanya. (damanhuri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun