Baru-baru ini presiden Indonesia Prabowo Subianto resmi mengumumkan reshuffle kabinet terbaru, setelah beberapa hari terakhir ramai menjadi perbincangan, Menteri Pemuda dan Olahraga atau Menpora yang baru resmi dilantik. Berlangsung pada Rabu 17 September 2025 sore di Istana Kepresidenan RI Jakarta.
Yaitu Erick Thohir yang diketahui saat ini masih menjabat sebagai Ketua Umum PSSI atau Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang dimana Pak Erick masih akan menjadi ketua sampai masa periode tahun 2027 mendatang. Apalagi dengan situasi saat ini, Timnas Indonesia sedang berjuang dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia babak keempat.
Babak keempat kualifikasi ini nantinya akan berlangsung pada tanggal 8 hingga 14 Oktober 2025 mendatang, pada laga pertama akan berlangsung pada 8 Oktober melawan tuan rumah Arab Saudi. Setelah itu dilanjutkan dengan laga melawan Irak pada 11 Oktober mendatang. Tentu saja siapakah yang akan menjadi ketua umum PSSI selanjutnya?
Erick Thohir sendiri menggantikan posisi dari Dito Ariotedjo yang menjabat sebagai Menpora sebelumnya, nama Erick Thohir sendiri menjadi nama kedua setelah Malawi yang pernah menjadi ketua umum PSSI pada tahun 1950 hingga tahun 1960, yang kemudian dilantik sebagai Menpora pada tahun 1964 hingga tahun 1966.
Jika dari secara pengalaman, ada dua nama kandidat terbesar yaitu Zainudin Amali dan Ratu Tisha Destria. Terutama bagi Ratu Tisha yang berpengalaman menjadi Sekjen PSSI pada tahun 2017 hingga tahun 2020, termasuk pada era kepelatihan Shin Tae Yong. Kemudian saat ini dirinya juga masih menjabat sebagai wakil ketua umum II PSSI masa jabatan 2023 hingga 2027 mendatang.
Sementara itu nama Zainudin Amali saat ini tercatat masih menjabat sebagai wakil ketua umum I PSSI masa jabatan 2023 hingga 2027 mendatang. Selain itu, dirinya juga pernah menjabat sebagai Menpora pada periode tahun 2019 hingga tahun 2023.Â
Lalu apa yang sebenarnya menjadi tujuan dan landasan PSSI berikutnya?
1. Membuat kompetisi kembali untuk sepakbola wanita
Sepakbola wanita yang kini perlahan mulai berkembang sudah seharusnya diadakan kembali kompetisi atau Liga, terakhir Liga Wanita berjalan pada musim 2019. Meskipun sempat diadakan Piala Pertiwi, namun itu semua belum cukup. Ditambah lagi sepakbola wanita kita tertinggal jauh, bahkan dari negara ASEAN lainnya seperti Vietnam dan Thailand yang dimana mereka sudah sampai cicipi Piala Dunia Wanita.
2. Menjalankan kompetisi berjenjang secara konsisten