Mohon tunggu...
Wilda Hikmalia
Wilda Hikmalia Mohon Tunggu... Administrasi -

Usaha, do'a, yakin dan kerja keras. Serta tulus dan ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gunung Lembu: Tinggi Tak Seberapa, Treknya Luar Biasa

11 April 2016   14:06 Diperbarui: 12 April 2016   08:03 4397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku sudah membayangkan rumah kereta, café atau hotel-hotel rancak yang disulap dari bangkai-bangkai kereta ini. Toh di luar negeri sana tangan-tangan terampil sungguh lihai dalam memanfaatkannya. Aku terbayang film-film barat dalam kreasinya.

[caption caption="Bangkai kereta yang mengundang banyak mata"]

[/caption]1.49 ke 2.43 sore bukanlah waktu lama yang sangat membosankan. Tidak kebagian tempat duduk manis dibelakang mobil bak terbuka akhirnya memaksaku duduk bersebelahan dengan si abang sopir. 

Mobil melaju sedang hingga perbatasan kota,  belok kanan di Pasar Anyar Sukatani (masuk) dan meluncur indah menyusuri perkampungan, persawahan dan hijaunya pepohonan bambu di kiri-kanan jalan. Sesekali polisi tidur membuat gelak tawa penumpang dibelakang, tanjakanpun ditarik mati oleh si pick up, tikungan tiada lawan, lihai dimainkan oleh si pengemudi. 

Terik panas yang sesekali muncul dari balik pepohonan tidak membuat kegembiraan sore ini hilang, apalagi setelah melihat tiga gunung menyapa elok di kejauhan; Parang, Bongkok dan tentunya si Lembu. Gersang pun sesekali ditemui, maklumlah wilayah ini banyak dijadikan kawasan pertambangan, terutama pertambangan tembaga, tapi sayang lagi-lagi kecewa hati yang di dapat, pertambangan yang dikuasai oleh ‘orang luar’, pribumi hanya bisa menengadah tangan. 

Itulah obat ngantuk yang aku dapat dari si bapak sopir di tengah sepoi-sepoi angin persawahan menerpa wajah.

[caption caption="Let’s get lost"]

[/caption]

[caption caption="Gunung Bangkok dengan medan beratnya "]

[/caption]Pos terakhir sebelum pendakian tidaklah tampak terlalu ramai di sore ini. Hanya beberapa anak muda yang juga sudah siap-siap untuk melakukan pendakian. 

Di sini terdapat dua warung untuk mengisi perut makan siang, toilet umum dan sebuah aula untuk menunaikan ibadah sholat. Jam empat sore adalah target pendakian dimulai menuju lokasi camping di atas sana. Makan siang yang tertunda, urusan perut yang tertahan semenjak dari Stasiun Kota dan kewajiban seorang muslim yang harus dilaksanakan, itulah tiga hal yang mesti segera harus ditunaikan. 

Pun mengecek kembali perlengkapan pendakian, seperti air minum, baterai senter dan tetek-bengek lainnya. Meski ada sebuah warung di lokasi kemah tentunya dengan harga yang cukup sepadan dari si penjaga warung untuk membawa ke atas sana. Di sinilah semuanya harus dipersiapkan semaksimal mungkin.

[caption caption="Pos 1 jalur pendakian menuju puncak Lembu"]

[/caption]Registrasi sudah, urusan perut beres, kewajiban sudah ditunaikan, tiba saatnya pendakian dilangkahkan. Sebelum treking tidak afdol rasanya jika tidak berfoto ria terlebih dahulu di plang Wisata Gunung Lembu.

Menuju lokasi kemah hanya membutuhkan waktu 30 menit saja sedangkan untuk menggapai puncak akan dimulai dini hari. Tapi jangan bayangkan 30 menit pendek itu akan mendapatkan trek datar yang diidam. Dimulai dari tangga beton di plang pendakian, perlahan trek pendakian bambu kiri-kanan menyapa dan menyusuri bebatuan pun dimulai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun