Mohon tunggu...
Raihan Latif
Raihan Latif Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

FootBall

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jerit Payah Menjadi Seorang Guru

15 November 2022   19:22 Diperbarui: 15 November 2022   19:33 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jerit Payah Menjadi Seorang Guru

Pada hari Jum'at 14 Oktober lahir seorang anak bernama Lani. Ia lahir dan dibesarkan oleh keluarga yang tergolong kaya. Ia mendapat kasih sayang melimpah dari kedua orang tuanya.

Saat Lani berumur 3 tahun ia menonton TV. Dia melihat film guru mengajar anak-anak muridnya. Melihat itu ia pun tertarik menjadi guru.

Dia terus meminta kepada orang tuanya untuk mencari tayangan yang berkaitan dengan guru. Hampir setiap hari ia menonton tayangan yang berkaitan dengan guru. Hingga ia berumur 5 tahun.

Pada usia 5 tahun ia masuk Taman Kanak-Kanak (TK). Di sana  8a terkagum kagum. Karena impiannya bertemu guru terwujud.

Pada saat TK ia ingin menjadi guru TK. Melihat guru TK yang ramah tamah ia pun terinspirasi dengan itu. Semua guru di TK itu menemani anak-anak agar anak-anak tidak bosan.

Di TK ia gembira karena ia bisa bertemu guru-guru yang baik. Di TK ia senang bisa menghabiskan waktu dan bermain dengan teman temannya.

Satu tahun berlalu ia tamat TK. Setelah itu ia melanjutkan SD. Dia melanjutkan SD di SD Batu Emas.

Pada saat SD l, ia merasakan pengalaman berbeda. Yang semula dia cuma bermain main, sekarang ia sudah mulai serius belajar. "Hmm sungguh berbeda sekali di SD" ujar ia saat tiba di rumah selepas pulang sekolah di hari pertamanya sekolah.

Tahun demi tahun berlalu, bulan demi bulan terlewat, hari demi hari dijalankan. "Sungguh perjuangan yang berat menjadi seorang guru" kata lani dalam hati nya.

Tak terasa enam tahun berlalu. Setiap tahun punya kisah senang maupun kisah sedih. Enam tahun dengan guru yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun