Mohon tunggu...
AHMAD CHOIRUL ROFIQ
AHMAD CHOIRUL ROFIQ Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di IAIN Ponorogo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Al-Maturidi Mendahului Al-Asy'ari dalam Sunni

4 Maret 2013   01:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:22 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Para sejarawan tidak begitu banyak yang menjelaskan tahun kelahiran al-Maturidi, meskipun tampaknya mereka hampir seluruhnya sepakat untuk mengatakan bahwa al-Maturidi meninggal dunia pada 333/944 dan dimakamkan di Samarqand. Hanya sebagian kecil saja dari kalangan penulis yang berpendapat lain. Di antara mereka itu adalah Tash Zadah yang menyebutkan bahwa al-Maturidi meninggal pada 332/943 atau 336/947. Untuk mempermudah perkiraan terhadap tahun kelahiran al-Maturidi, maka pembahasan masalah tersebut dihubungkan dengan tahun ketika guru-gurunya meninggal dunia. Di antaranya adalah Nusair bin Yahya al-Balkhi (w. 268/881) dan Muhammad bin Muqatil al-Razi (w. 248/862). Kemudian dari sini diperkirakan bahwa al-Maturidi kemungkinan besar dilahirkan sebelum 248/862. Apabila dia sewaktu menuntut ilmu setamat dari sekolah dasarnya berumur sekitar 10 tahun dan kemudian langsung berguru kepada Muhammad bin Muqatil al-Razi, maka setidak-tidaknya dia dilahirkan tahun 238/852. Jika perkiraan ini dibenarkan, berarti dapat disimpulkan bahwa dia mempunyai usia yang cukup panjang, yaitu 92 tahun. Berangkat dari perkiraan itu pula, dapat dikatakan bahwa al-Maturidi dilahirkan pada masa pemerintahan Khalifah al-Mutawakkil (232-247 / 846-861) dan pada saat terjadi pembunuhan terhadap al-Mutawakkil pada 248/862, al-Maturidi berumur 9 tahun. Al-Maturidi meninggal dunia pada masa pemerintahan Khalifah al-Muttaqi bin al-Muqtadir (329-333 / 940-944).Dengan demikian, dia dilahirkan 22 tahun sebelum kelahiran al-Ash’ari(w. 330/941). Ini berdasarkan informasi yang menerangkan bahwa al-Ash’aridilahirkan pada 260/873, meskipun menurut keterangan lain, dia dilahirkan pada 270/883. Jika tahun 260/873 yang dipilih, maka al-Ash’ari sebenarnya baru mulai memberikan kontribusinya terhadap penegakan madhhab Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah pada 300/912 karena dia meninggalkan gurunya, Abu ‘Ali Muhammad al-Jubbai (w. 303/915), dan menyampaikan pernyataan keluar dari madhhab Mu’tazilah pada usia 40 tahun. Adapun al-Maturidi, yang semenjak dilahirkan pada 238/852 diketahui tidak pernah keluar dari madhhab Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, berperan dalam penegakan madhhab Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah sebelum tahun 300/912. Ini seandainya al-Maturidi menuntut ilmu selama kurang lebih 30-40 tahun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun