(Dokumentasi Pribadi)
Aku menyapamu sewaktu jejakmu adalah langkah yang bergemuruh. Aku mengikutimu sewaktu senyummu meniduri daun-daun hingga lusuh.
Sekali lagi tubuhmu menyelinap diantara ranting-ranting yang sebentar lagi jadi arang.
Kau bilang aku pulang kampung hanya untuk mengintip hutan yang kian bising mengering.
Tak jauh dari setapak lubuk yang hening. Aku berhasil menyentuh. Sebentar saja sebelum terlanjur kau merintih lalu terbang.
Bergemuruh,
Bergemuruh,
Menderu, menderu,
Semaumu. Sesukamu
Sebab kau tak tahu apa kelaminmu.
Tapi kau selalu beranak cucu. Disitu.
Aku mendengarmu. Di atas batu-batu.
Kupang, 25/4/20
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!