Untuk segala kepergian
Melingkar-lingkarlah suram dan kusuk
Engkau adalah biru yang menjelma jarak
Sebab tak seorang pun mampu meramal esok
Tertatih kita menyeret arah langkah
Hanya sebentar bermukim pada sunyi tubuh
Dan segala yang tertulis akan begitu saja rebah
Apakah ada warna lain dari kesedihan.
Tentu saja tidak, hanya wara wiri kehidupan
Jangan kau rapal mantra-mantra kosong
Sebab renung-renung teduh adalah teman
Bagi yang tersisih juga yang terbuang
Di benakmu ada belukar yang melingkar
Sejumlah peta yang belum kau simak
Hingga kau sadar kau hanya berpijak
Pada dua bait kecup di atas kening fajar.
Waingapu, Akhir Februari 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!