Sajak malam datang sebagai garis cahaya yang jatuh memecah hening jadi rindu yang begitu risau. Setiap orang mendapati dirinya adalah redup malam. Separuh dan kosong.
Desir angin yang berarak.
Suara jangkrik yang liar tak senonoh. Akan terus menusuk tubuh sebelum malam yang menjelma pagi. Hari esok adalah purnama yang kehilangan cahaya.
Manusia menolak. Katamu tak seorangpun boleh memadamkan cahaya. engkau mendongak lalu menyapa lingkar wajahnya yang melingkar di wajah bulan. Kau dapati ia tersenyum sebagai cahaya.
Sebagaimana doa-doamu yang kembali merentang perjalanan panjang pada langit dan bintang. Maka tak berapa lama lagi cahaya segera pulang memelukmu sebagai kekasih.
Kupang, 14/11/19