Mohon tunggu...
Alex Pandang
Alex Pandang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cahaya Tak Boleh Padam

14 November 2019   22:34 Diperbarui: 14 November 2019   22:41 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi Pribadi)

Sajak malam datang sebagai garis cahaya yang jatuh memecah hening jadi rindu yang begitu risau. Setiap orang mendapati dirinya adalah redup malam. Separuh dan kosong.

Desir angin yang berarak.
Suara jangkrik yang liar tak senonoh. Akan terus menusuk tubuh sebelum malam yang menjelma pagi. Hari esok adalah purnama yang kehilangan cahaya.

Manusia menolak. Katamu tak seorangpun boleh memadamkan cahaya. engkau mendongak lalu menyapa lingkar wajahnya yang melingkar di wajah bulan. Kau dapati ia tersenyum sebagai cahaya.

Sebagaimana doa-doamu yang kembali merentang perjalanan panjang pada langit dan bintang. Maka tak berapa lama lagi cahaya segera pulang memelukmu sebagai kekasih.

Kupang, 14/11/19

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun