Mohon tunggu...
Triandini Aulia R
Triandini Aulia R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dramaturgi (Erving Goffman)

7 Oktober 2022   13:30 Diperbarui: 7 Oktober 2022   13:50 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Goffman Lahir pada tanggal 11 Juni 1922, di alberta Canada. Goffman mendapat gelar S1 dari Universitas Toronto, lalu menerima gelar doktor dari Universitas Chicago. Ia dikenal sebagai tokoh etnometodologi, karena Goffman memiliki kedekatan kajian dengan tokoh-tokoh antropologi. Karya besar dari Goffman yaitu The Presentation of Self in Everyday Life (1959). Ketika Goffman sedang mengalami masa kejayaannya sebagai tokoh sosiologi dan pernah menjadi profesor dijurusan sosiologi di Universitas California Barkeley serta ketua liga Ivy di Universitas Pennsylvania, ia wafat pada tahun 1982.

Goffman mengkaji mengenai interaksi antara individu yang melibatkan simbol-simbol dan penafsiran-penafsiran,, di mana peranan antara the self dan the other mendapat perhatian yang sama dalam konteks interaksi. Interaksionisme simbolik Goffman selalu mengacu kepada konsep-konsep impression management, role distance, dan secondary adjustment yang didasarkan pada konsep dan peranan the self dan the other. Selain itu, Goffman juga mengkaji masalah face-to-face interaction, yakni interaksi tatap muka yang menjadi dasar pendekatan mikrososiologi dalam analisis sosiologisnya.

Goffman dalam bukunya yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life, ia memgkaji mengenai Dramaturgi yaitu situasi dramatik yang seolah-olah terjadi di atas panggung. Di mana seorang aktor (individu) memainkan karakter manusia lain sehingga penonton (individu yang lain) dapat memperoleh gambaran kehidupan dari aktor tersebut dengan menggunakan alur (jalan cerita) yang telah ditentukan.

Konsep Dramaturgi

  • Back stage (panggung belakang) merupakan tempat untuk individu mempersiapkan diri untuk memainkan perannya di panggung depan. Di Back stage inilah individu akan terlihat karakter aslinya.
  • Front stage (panggung depan) yakni tindakan yang terlihat oleh penonton dan merupakan bagian dari pertunjukan. Front stage dibagi dua, yang pertama setting pemandangan fisik yang harus ada jika aktor ingin memainkan perannya. Dan front personal yaitu berbagai macam perlengkapan sebagai untuk mengekspresikan perasaan dari aktor. Front personal terbagi dua, yaitu penampilan berbagai jenis barang yang mengenalkan status sosial aktor, dan gaya mengenalkan peran macam apa yang akan dimainkan aktor. Dalam front stage inilah aktor melakukan pencitraan diri dengan sebaik mungkin.

Impression Management 

  • Melakukan tindakan yang dapat menciptakan loyalitas dramaturgis atau membuat kesan yang sebaik mungkin agar penonton tidak mengetahui karakter asli dari aktor.
  • Melakukan disiplin dramaturgis, dengan cara menjaga kesadaran untuk mengendalikan diri, serta mengatur ekspresi wajah dan suara.
  • Melakukan kehati-hatian dramaturgis dengan membuat skenario pertunjukan terlebih dahulu sebelum pertunjukan.
  • Pengelolaan kesan, dilakukan dengan metode dan teknik-teknik yang paling disukai oleh seorang aktor.

Dalam memainkan peran di panggung depan, kita bisa memilih ingin membuat kesan yang positif atau negatif, sesuai dengan motif atau tujuan yang ingin dicapai. Dan dalam membuat sebuah kesan untuk memainkan peran kita juga perlu memperhatikan momentumnya. Misalnya kita ingin membuat kesan yang positif atau baik dengan menjadi individu yang humoris di depan teman-teman kita. Dengan cara kita akan membuat candaan-candaan yang lucu agar terciptalah kesan yang humoris, namun ternyata salah satu teman kita sedang mengalami musibah. Maka kita gagal dalam menciptakan kesan yang humoris tersebut, sebaliknya teman-teman kita akan menganggap kita sebagai orang yang tidak berperasaan. Hal tersebut dikarenakan kita memainkan peran di saat momentum yang salah, seharusnya kita menunjukkan sikap yang peduli atau perhatian kepada teman yang terkena musibah tersebut, dengan begitu kita berhasil mencapai motif yang diinginkan yakni ingin membuat kesan yang positif atau baik.

Role Distance

Jarak peran dari seorang individu dengan lingkungan sosialnya. Goffman mengemukakan bahwa orang yang berstatus sosial lebih tinggi, maka ia akan lebih sering membangun jarak sosialnya dengan orang lain yang memiliki status sosial lebih rendah. Lalu orang yang berstatus lebih rendah akan cenderung lebih bertahan dalam menunjukkan jarak peran yang terjadi dilingkungan sosialnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun