Mohon tunggu...
Almanico Islamy Hasibuan
Almanico Islamy Hasibuan Mohon Tunggu... Bankir - Saya adalah Forever Blues.

Saya hobi menulis dan bermain sepak bola seperti Eden Hazard.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Hujan di Senin Pagi

25 Agustus 2022   11:10 Diperbarui: 25 Agustus 2022   11:17 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

TOP 10 BEST MOMENT IN OUR CHILDHOOD. Siapa yang tidak senang melihat rahmat turun dari langit berupa air yang menyegarkan seluruh permukaan bumi beserta isinya? Saya termasuk golongan tersebut. 

Hujan memiliki makna masing-masing kepada orang yang memaknainya. Hujan mengingatkan kita kepada masa lalu, hal-hal yang sedih, menakutkan, tapi apakah kau tidak bersyukur? Hujan! Kau bisa mandi hujan, bisa bermain bola hujan, bisa bermain lumpur dan hujan, bisa satu payung dengan perempuan yang engkau minati. 

Pastinya dengan niat untuk membantu dan menaikkan level hubungan. Anyway, janganlah langsung berpikiran negatif ketika melihat hujan, walaupun orang mengatakan hujan itu adalah awan yang sedang menangis. Hujan itu adalah rahmat dan rahmat harus disyukuri.

Lanjut, hujan yang akan dibahas kali ini bukanlah hujan biasa. Siapa yang ingat dengan kegiatan Upacara Bendera? Kegiatan wajib ini dilakukan pada hari senin pagi sebelum masuk ke kelas. 

Terutama di masa SD, terjadi trade off atau pertukaran. Di mana pada hari Senin, kita harus berangkat lebih awal karena takut terlambat upacara. 

Hukumannya bisa memungut sampah, menghormat bendera sampai jam istirahat, dan yang paling parah adalah membersihkan kamar mandi. Horror moment. Sehingga, tayangan kartun di televisi pagi harus kita tinggalkan sebelum acaranya selesai. Apakah kau akan memilih meninggalkan kapur ajaib? Atau tetap berada di dunia kapur ajaib, tetapi dengan konsekuensi membersihkan tempat paling mengerikan di sekolah? You decide.

Tapi, bisa saja terjadi sebuah rahmat, rezeki yang datang tiba-tiba. Kau sudah mengikat sepatumu, menyandang tas, dan mematikan televisi, tetapi kau melihat air sudah berjatuhan ke bumi, di situlah semua barang yang kau pakai tadi berlepasan secara sendirinya. "Tunggu hujan reda dulu." 

Perkataan yang menenangkan hati oleh sang ibu. Apalagi, "Udahlah, gak usah sekolah dulu. Nanti sakit.", best moment kali bah! Televisi kembali hidup, lanjutkan petualangan di dasar laut atau di dunia kapur, pilihan anda. Dasi dan kaos kaki tidak sempat dilepas dan melanjutkan petualangan di televisi. 

Namun, apa yang terjadi jika hujan tiba-tiba reda? Dan ibu datang membawa tas kita lagi? Di situlah kita bertindak pura-pura sakit atau pura-pura tertidur. Jika emak anda sekalian suka bermain dengan kemoceng, janganlah lakukan hal ini. Kemoceng bisa menjadi sebuah senjata yang panas. Kita terpaksa memakai perlengkapan sekolah lagi dan melanjutkan hari-hari untuk kesuksesan kemudian.

Walaupun kita tetap pergi ke sekolah, namun biasanya upacara bendera tidak akan dilakukan lagi karena akan memotong waktu kegiatan belajar mengajar. Pasti selalu ada hikmah suatu kejadian yang kita alami. Jika saja kita lolos dari emak dan tidak jadi sekolah, kita mungkin tidak akan datang saat terjadinya jam kosong karena guru-guru sedang rapat atau belum sampai ke sekolah. Percayalah, kau tidak ingin melewatkan jam kosong di sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun