Beberapa di antara kalian pasti pernah bermain dengan kotak rokok. Berbeda daerah, nama permainannya juga akan berbeda. Permainan ini kami sebut dengan “Lappak” di daerahku, kota Padangsidimpuan.
Lappak artinya dalam bahasa batak adalah sampah. Nama permainannya masuk akal karena bocil-bocil mengambil sampah bungkus rokok dan memainkannya kembali. Caranya mudah, yaitu dengan melipat bungkus rokok itu menjadi seperti kartu.
Permainan ini sempat populer pada awal tahun 2000-an. Bocil sering membawa lappak mereka untuk ditukarkan dengan lappak temannya yang memiliki nilai lebih tinggi.
Salah satu fakta dari permainan ini adalah semakin langka atau jarang ditemukan bungkus dari rokok tersebut , semakin bernilai lah lappak tersebut di dalam permainan.
Sebaliknya, jika bungkus rokok yang kita adu sering ditemukan, semakin rendahlah nilainya. Kegagalan permainan sering terjadi karena lawan tidak terima lappak yang kita adu memiliki nilai yang rendah.
Cara bermainnya cukup mudah. Kita meletakkan lappak yang akan kita adu berkisar tiga atau empat lappak, tergantung kesepakatan masing-masing. Setelah kita letakkan, kita mundur dan mulai melempar lappak sasaran kita dengan sendal.
Salah satu fakta lagi tentang permainan ini yaitu sendal yang paling sering digunakan adalah sendal putih yang sering kita temukan di warung-warung karena memiliki kelicinan yang lebih dari sendal-sendal lain. Semakin licin sendal kita, semakin besar peluang kita untuk memborong lappak yang sedang diadu.
Salah satu manfaat dari permainan ini menurut saya, kecuali membuat para bocil keluar rumah untuk bermain, membantu mengurangi limbah bungkus rokok.
Biaya keluarga juga dapat dihemat karena kita hanya bermodalkan sendal dan tenaga untuk mencari bungkus rokok yang tersebar di warung-warung, tempat sampah, pasar, dan di pinggir jalan.
Namun, saya sarankan jangan di pinggir jalan, sangat berbahaya. Cukup dengan mendekati pemilik warung-warung di sekitar rumah anda, dan mintalah bungkus rokok mereka. Lebih bersih dan lebih hemat tenaga.
Bagaimana dengan sekarang? Bocil-bocil lebih menyukai permainan di sebuah layar, meningkatkan level karakter orang lain daripada meningkatkan level karakter mereka sendiri, seperti level ketangkasan dalam melempar, membantu mengurangi sampah, meringankan beban orang tua, dan masih banyak lagi level kehidupan di luar sana untuk ditingkatkan daripada menatap layar seharian.